PADANGSIDIMPUAN-Sebanyak 33,20 % anak muda mileneal di Kota Padang Sidimpuan memutuskan akan memilih Rusydi Nasution sebagai Wali Kota Padang Sidimpuan dalam Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Sedangkan untuk pilihan kedua anak muda mileneal adalah Letnan Dalimunte sebanyak 20,10%, Hapendi Harahap sebanyak 18,70%, Irsan Efendi Nasution sebanyak 10,80%, dan Jon Sujani Pasaribu sebanyak 5,40%.
“Ada anak muda mileneal sebanyak 6,8% yang belum memutuskan pilihan, sementara 5% menyatakan tidak memilih sama sekali atau golongan putih (golput),” kata Aulia Ichlas Syukurie, Direktur Sahata Institute for Public Policy and Conculting, saat menyampaikan laporan angket penelitian per 1 Juli hingga 19 Juli 2024 berjudul “Persepsi Anak Muda di Kota Padangsidimpuan Terhadap Pilkada serentak 2024” dalam jumpa pers yang digelar di Gubuk Kopi di Sitamiang, Kota Padang Sidimpuan, Senin, 22 Juli 2024.
Aulia Ichlas Syukurie yang didampingi Direktur Riset dan Programs Sahata Institute for Public Policy and Conculting, H. Budi P Hutasuhut, M.M, mengatakan, pihaknya melakukan penelitian dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner), yakni angket campuran — gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Penyebaran angket menggunakan platform Google Form. Disebarkan dari tanggal 1 Juli 2024 hingga 19 Juli 2024. Untuk memperoleh data primer yang ditetapkan yaitu anak muda, digunakan teknik snowball sampling (sampel bola salju).
Pengambilan sampel bola salju atau pengambilan sampel rujukan berantai, jelas Ichlas, merupakan teknik yang umum dilakukan dalam penelitian angket untuk pengambilan sampel non-probabilitas di mana sampel memiliki sifat-sifat langka. Ini adalah teknik pengambilan sampel di mana subjek yang ada memberikan rujukan untuk merekrut sampel yang diperlukan untuk studi penelitian.
“Kami melakukan penelitian angket ini mulai bulan Juli 2024 untuk mengukur tingkat kepedulian anak muda mileneal di Kota Padang Sidimpuan terhadap Pilkada serentak tahun 2024. Hasil angket ini dapat menjadi bagian gambaran terkait pandangan politik anak muda jelang Pilkada 2024 di Kota Padang Sidimpuan,” katanya.
Direktur Riset dan Programs Sahata Institute for Public Policy and Conculting, H. Budi P Hutasuhut, M.M, menambahkan anak muda mileneal yang menjadi responden tersebar di enam kecamatan di Kota Padang Sidimpuan, rata-rata berusia 17 tahun sampai 30 tahun atau sudah memiliki hak pilih.
“Selain mendapatkan persepsi anak muda tentang pilihan Calon Wali Kota Padang Sidimpuan pada Pilkada serentak 2024, hasil angket juga menunjukkan Pada pilihan Calon Wali Kota Padangsidimpuan, hasil angket juga merangkum alasan keterpilihan seseorang,” katanya.
Budi P Hutasuhut menambahkan, dari pengakuan responden, mereka memilih sosok Rusydi Nasution karena masih muda dan menjadi figur anak muda, punya pergaulan luas, dan bermasyarakat. Sisi profesionalnya sebagai seorang entrepreneur bisnis menjadi alasan lain bagi responden memilih Rusydi Nasution.
Sementara alas an responden memilih Letnan Dalimunte karena anak muda mileneal menilai Letnan Dalimunte yang merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Sidimpuan memiliki latar belakang sebagai birokrat dan dinilai memahami birokrasi pemerintahan daerah.
Alasan responden memilih Hapendi Harahap, lanjut Budi P Hutasuhut, karena menilai tokoh ini memiliki pergaulan luas di tingkat nasional dalam kapasitasnya sebagai ketua organisasi profesi tingkat nasional. Sedangkan alas an responden memilih Irsan Efendi Nasution karena sudah berpengalaman sebagai Wali Kota Padangsidimpuan satu periode.
Sementara Jon Sujani Pasaribu dipilih anak muda karena merupakan anggota keluarga Pasaribu yang sudah berpengalaman menjadi Kepala Daerah di wilayah Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel).
“Untuk memvaliditasi data, angket juga menemukan tingkat ketidakketerpilihan Calon Wali Kota Padang Sidimpuan. Nama Rusydi Nasution memiliki tingkat ketidakterpilihan yang rendah dengan 6,50%. Hal ini sejalan dengan tingkat keterpilihannya yang tinggi,” kata Budi P Hutasuhut.
Menurut Budi, ketidakterpilihan Rusydi Nasution menurut responden karena sudah sering mengikuti Pilkada dan tak berhasil. Salah seorang responden mengatakan: ‘Saya sering dengar, Pak Rusydi Nasution kurang peka terhadap persoalan di sekitarnya’.
“Hal yang sama juga terjadi pada Letnan Dalimunte, di mana tingkat keterpilihannya lebih tinggi dibandingkan tingkat ketidakterpilihannya yang dipilih oleh 16,20 % responden. Responden beralasan tidak memilih Letnan Dalimunte karena sosoknya ada dalam sistem yang buruk dan tidak berusaha membenahinya. Sebagai birokrat senior, Letnan Dalimunte dianggap tidak mampu mengatasi korupsi di Lingkungan ASN di Kota Padangsidimpuan,” katanya.