
JAKARTA (LENSAKINI) – Ketegangan diplomatik kembali mencuat di tengah konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kesiapan negaranya untuk mengakui negara Palestina.
Sikap tersebut disampaikan langsung kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pembicaraan via telepon yang berlangsung pada Selasa (15/4) waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Macron juga menekankan bahwa penderitaan warga sipil di Jalur Gaza “harus diakhiri”. Selain itu, ia menyampaikan bahwa satu-satunya jalan untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan di Gaza adalah melalui gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan Hamas.
Namun, sikap Macron tersebut langsung mendapat respons keras dari Netanyahu. Melalui pernyataan resmi yang dirilis kantornya, Netanyahu dengan tegas menolak gagasan pembentukan negara Palestina.
“Perdana Menteri mengatakan kepada Presiden Prancis bahwa negara Palestina yang didirikan hanya beberapa menit dari kota-kota Israel akan menjadi benteng terorisme Iran, dan bahwa sebagian besar masyarakat Israel dengan tegas menentang hal ini dan hal ini telah menjadi kebijakannya yang konsisten dan sudah berlangsung sejak lama,” bunyi pernyataan dari kantor PM Israel.
Tak hanya itu, Netanyahu menambahkan bahwa pengakuan terhadap Palestina akan menjadi langkah yang membahayakan keamanan regional.
“Pembentukan negara Palestina akan menjadi hadiah besar bagi terorisme,” lanjut pernyataan tersebut.