“Dengan langkah ini, kita tidak hanya memastikan bahwa umat Islam tetap dapat menjalankan ibadah mereka dengan tepat waktu, tetapi juga menunjukkan bagaimana keberagaman dan saling menghargai dapat berjalan beriringan dalam masyarakat yang multikultural,” ujar Zaris.
Namun, di balik dukungan HMI, kontroversi tetap mewarnai keputusan ini. Beberapa pihak menganggap bahwa penayangan azan dalam bentuk running text selama misa bisa menimbulkan ketidaknyamanan atau mengganggu kekhusyukan acara.
Meskipun HMI menilai bahwa running text tidak akan mempengaruhi kekhusyukan umat Islam dalam beribadah, perdebatan publik mengenai langkah ini masih terus bergulir.