JAKARTA (LENSAKINI) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menginstruksikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, untuk menghapus sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya mewujudkan generasi emas Indonesia pada 2045.
“Kalau kita bicara generasi emas Indonesia 2045, kuncinya ada di pendidikan. Oleh karena itu, saya sudah meminta secara tegas kepada Pak Menteri Pendidikan untuk menghapus sistem zonasi,” tegas Gibran saat berbicara di acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Gibran menjelaskan, era digital saat ini menuntut pendidikan yang mampu menyiapkan anak-anak muda untuk bersaing secara global. Menurutnya, pelajaran seperti coding, programming, dan digital marketing harus menjadi prioritas di sekolah-sekolah.
“Penting bagi kita untuk mengajarkan anak-anak coding, programming, dan digital marketing. Jangan sampai Indonesia tertinggal dari negara lain dalam pendidikan digital,” ujar Gibran.
Selain fokus pada pendidikan, Gibran juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah menjalin kerja sama dengan Nvidia, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, untuk berinvestasi di beberapa kota di Indonesia, termasuk Solo. Ia berharap peluang ini bisa dimanfaatkan oleh anak-anak muda Indonesia.
“Dengan adanya investasi seperti ini, seharusnya anak-anak muda kita bisa mengisi ruang yang tersedia. Muhammadiyah, saya yakin, akan siap menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045,” katanya.
Gibran sebelumnya juga menyoroti kendala sistem zonasi saat memberikan arahan pada Rakor Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia. Ia menilai bahwa sistem tersebut sulit diterapkan di seluruh wilayah karena ketimpangan jumlah dan kualitas guru di berbagai daerah.
“Sistem zonasi adalah program yang baik, tetapi pelaksanaannya belum bisa merata karena keterbatasan guru di beberapa wilayah,” ungkapnya.
Instruksi Gibran untuk menghapus sistem zonasi di PPDB ini menjadi sorotan, mengingat pentingnya reformasi pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan siap bersaing secara global.