PADANGSIDIMPUAN-Pendiri Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Burangir, Timbul Simanungkalit menilai, permohonan maaf Pemkot Padangsidimpuan, ke warga Kelurahan Silandit, Kecamatan Padangsidimpuan, khususnya yang berada tidak jauh dari lokasi TPA khusus COVID-19 tidak tulus.
Alasannya, Karena tidak ditindak-lanjuti dengan mengabulkan permintaan rakyat.Pemakaman suspek COVID-19 harus benar-benar steril dari pemukiman warga. Sejak pemerintahan Irsan Efendi Nasution, baru kali ini ada permintaan maaf dari pemkot. Walaupun selama ini sudah banyak sekali kesalahan-kesalahan yang dilakukan rezim ini
“Sudah jelas kalau virus yang ada di jasad renik bisa bertahan sampai 9 hari,”ujarnya kepada LENSAKINI.
Kenapa petugas medis menggunakan APD ketika penguburan? Yah, karena jasad masih memungkinkan untuk menyebarkan virus Covid-19.Lalu kenapa bekas sampah APD atau sampah medis dibiarkan berserakan?
Seharusnya dibakar di Incenerator yang ada di RSUD. Tapi apakah kondisi Incenerator masih layak? Coba dijelaskan dengan sejujurnya. Kalau rakyat merasa keberatan dengan keberadaan pekuburan Silandit dijadikan pemakaman suspek Covid-19, maka pemerintah harus merespon.
“Jangan mentang-mentang pemakaman itu milik Pemkot Sidimpuan, jadi memaksakan kehendak. Ini pemerintahan diktator.Rakyat harus didengar dan disahuti. Itu salah satu indikasi daerah otonomi. Rakyat berdaulat”ungkap mantan anggota DPRD Sidimpuan itu.
Dana refocussing Covid-19 cukup besar jumlahnya. Kenapa tidak ada dialokasikan untuk pemakaman suspek Covid-19 yang tidak bermasalah dengan masyarakat sekitar.”Kok malah dialokasikan ke pagar rumah sakit yang bukan prioritas,”tanya Timbul. (zn)