Tak Ada Beras Mau Dimasak Sahur, 3 Orang Warga Sidimpuan Nekat Mengemis

  • Bagikan
Tiga orang warga Jalan Lestari, Kelurahan Ujung Padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), nekat mengemis ke rumah-rumah warga.

PADANGSIDIMPUAN-Tiga orang warga Jalan Lestari,  Kelurahan Ujung Padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), nekat mengemis ke rumah-rumah warga. Sebab, mereka tidak memiliki beras untuk dimasak sahur dan berbuka puasa.

Ketiga warga itu bernama Eli (40), Sinta (35) dan Meli (27). Menurut Eli, aksi mengemis itu dilakukannya karena, dia tidak memiliki stok makanan di rumah, sehingga, dia khwatir tidak ada yang akan dimasak untuk sahur dan berbuka puasa.”Saya tidak ada uang  membeli beras untuk dimasak sahur nanti,”ujarnya kepada LENSAKINI.

Dengan membawa seorang anak, mereka datang ke kantor LENSAKINI untuk menceritakan kepahitan hidup yang dialami. Eli bersama 17 orang anggota keluarganya tinggal satu rumah. Sehingga, mereka membutuhkan beras yang banyak untuk dimasak setiap hari.

Ditambah lagi, pemerintah tidak mau memperhatikan kehidupan mereka pasca mewabahnya Covid-19.  Suami Eli bekerja sebagai penerik becak bermotor (betor) dan memiliki penghasilan sedikit.”Penghasilan dari menerik betor sangat sedikit, sementara yang mau makan di rumah ada 17 orang,”ujarnya.

 

Warga Ujung Padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, yang nekat mengemis

Diantara 17 orang tersebut, dua orang merupakan anak piatu dan mengantungkan hidup darinya. Kedua anak piatu itu sudah ditinggal oleh orangtua laki-laki dan saat ini mereka diurus oleh orang tua Eli.

“Satu bulan, saya hanya dapat uang Rp600 ribu dari pekerjaan sebagai tukang cuci dan setrika,”ucap Eli.  Lain lagi pengakuan Meli. Perempuan satu orang anak itu juga mengaku tidak memiliki beras untuk dimasak besok. Sehingga, dia terpaksa meminta-minta kepada warga agar bisa menghidupi anaknya.

“Suami saya kerja sebagai pelaut dan tidak mempunyai penghasilan yang tetap,”terangnya. Setiap hari, dia bekerja sebagai tukang cuci di rumah-rumah warga. Penghasilannya setiap bulan hanya Rp300 ribu. (zn)

 

 

 

 

 

 

  • Bagikan