Sosok Rahmat, Pengibar Bendera MTQN ke-54 Tapsel yang Beragama Kristen

  • Bagikan
Foto Rahmat Laia, pengibar bendera MTQN ke-54 Kabupaten Tapanuli Selatan (foto/lensakini/amru)

TAPANULI SELATAN-Perbedaan tidak menjadi halangan bagi Rahmat Laiya (14), siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Angkola Sangkunur, Kecamatan Angkola Sangkubur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut). Bagaimana tidak, siswa asal Kelurahan Rianite ini menjadi salah satu pengibar bendera MTQN ke-54 tingkat Kabupaten Tapsel.

Malam itu , Minggu (13/3/2022), ratusan warga yang datang menyaksikan pembukaan MTQN ke54 di Lapangan Sarasi 3, Kelurahan Angkola Sangkunur, tiba-tiba terdiam ketika menyaksikan belasan pasukan pengibar bendara MTQN ke-54 memasuki lapangan.

Gerak langkah dan tangan para pengibar bendar itu terlihat sangat rapi sejak membawa hingga bendara dikibarkan. Kegigihan dengan tekad kuat untuk berhasil menaikan bendera menjadi tujuan utama anggota pengibar bendara itu. Namun, tidak disangka, diantara pengibar bendara tersebut ada siswa yang beragama nasrani.

Menjadi salah satu pengibar bendera MTQN kebanggan tersendiri bagi anak terakhir dari delapan orang bersaudara. Perasaan itu semakin bertambah, karena dia membawa nama harum sekolah tempat dia menuntut ilmu. Tak heran, ketika ditunjuk jadi salah seorang peserta, Rahmat langsung bertekad akan berlatih sungguh-sungguh.

Selama ini, siswa kelas 12 SMK Negeri ini sering melihat dan mendengar MTQN. Namun, rasa bangga memuncak ketika ditunjuk untuk membawa bendara itu.

Diceritakan Rahmat, saat ditunjuk menjadi salah satu anggota paskibra yang akan menaikkan bendera MTQN, dia langsung memberitahu kedua orang tua untuk meminta izin. Gayung bersambut, ayahnya Vabius Zisokhi Laia dan ibunya Vatilina Halawa langsung memberi izin kepada Rahmat.

Menurutnya, sejak kecil dia diajarkan oleh ke dua orang tuanya untuk menghargai berbedaan. Bahkan, kata Rahmat, Indonesia menjadi salah satu negara yang besar karena banyaknya berpedaaan yang bisa menyatukan.

Rahmat menjalani latihan untuk pengibar bendera MTQN selama dua minggu. Tampa lelah, Rahmat harus meningkatkan disiplinnya. Sebab, dia tahu bahwa bendara yang akan dikibarkannya ini adalah bendera MTQN.
“Saya tidak mau gagal dalam mengibarkan bendera MTQN, makanya saya berlatih sungguh-sungguh,”ujarnya.

Dia selalu berusaha untuk datang lebih awal untuk latihan. Semua pergerakan yang diajarkan samanyua harus dipelajari dengan sunggug-sungguh. “Pokoknya, jangan ada yang salah dari saya,”tuturnya.

Tak lupa, Rahmat mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru dan pelatih yang sudah membimbingnya sehingga bisa menaikkan bendara MTQN ke-54 Kabupaten Tapsel.”Terima kasih kepada guru dan pembimbing kami selama menjalani latihan,”tandasnya. (zn)

  • Bagikan