
“Dan dia sempat sekolah beberapa hari pada saat pembelajaran bulan puasa sebelum libur hari raya dengan keadaan datang ke sekolah pakai sendal dan jalan agak pincang. Siap lebaran kakinya kambuh lagi kesakitan gitu, lalu dibawa orang tuanya ke dukun patah di gunung tua mungkin mereka pikir ada yang patah bagian pahanya bekas tindihan kereta ini. Seiring dengan berjalannya pengobatan mulai bengkak lah kakinya.
Tapi dulu kecil bengkaknya tidak seperti yang sekarang bengkaknya,” terang Kepala SMAN 1 Barsel ini yang turut mendampingi ke medan.

“Dan terakhir pengobatan mereka adalah ke Pekan Baru dirujuk dari Sibuhuan dengan status rawat jalan. Selama berobat disana dapatlah diagnosa dari dokter bahwasanya kakinya ini terserang penyakit tumor ganas dan harus di amputasi,” tambah Rini Windani. (zn)