Cerita Kegigihan Syahrul M Pasaribu Dalam Membangun Tapsel: Terjatuh Dari Sepedamotor Demi Tinjau Jalan Rusak

  • Bagikan
H Tagor Siregar, warga yang menggonceng Syahrul M Pasaribu ketika terjatuh dari sepedamotor (foto/lensakini/zn)

TAPANULI SELATAN-Meski jabatan Syahrul M Pasaribu sebagai Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, sudah selesai. Namun, kegigihannya untuk membangun wilayah itu masih dikenang oleh masyarakat.

Tak terkecuali Tagor Siregar. Laki-laki yang akrab dipanggil Mantari Tagor itu mengisahkan, pada 2010, tepatnya di awal periode pertama Syahrul menjabat sebagai Bupati Tapsel. Tagor menggonceng Syahrul naik sepedamotor meninjau kondisi jalan yang rusak.

“Naik sepedamotor ke Desa Siuhom dan Sisundung melintasi jalan yang rusak parah. Saat itu, Kami terjatuh karena sepedamotor terperosok lubang, ditambah lagi jalan tanah itu licin usai diguyur hujan lebat,” kenang Mantari Tagor pada saat Silaturrahmi Ramadhan Syahrul M. Pasaribu bersama nazir dan jamaah Masjid Assyuhada Pasar Sitinjak, Kecamatan Angkola Barat.

Kecamatan Angkola Barat merupakan penghasil buah salak di Tapsel bahkan dan Sumatera Utara. Namun sebelum 2010, kondisi infrastruktur jalan penghubung antar desa sangat hancur dan apalagi jalan ke areal pertanian masyarakat, sehingga kalau hujan sering hasil petani tidak dapat diangkat.

Saat itu, katanya, alat transportasi utama pengangkut hasil pertanian masyarakat adalah kuda alias Kudo Boban. Kendaraan roda empat sangat susah untuk mengangkut hasil pertanian karena kondisi jalan yang sangat hancur-hancuran.

“Alhamdulillah setelah Syahrul Bupati Tapsel, di Siuhom, Sisundung dan Pagaran sudah di Hotmix demikian juga jalan Aek Baning dan Sirame-ramean sudah dibuka dan ditingkatkan walaupun belum sempurna serta tidak pakai kuda lagi dan bahkan kuda itu telah dijual pemiliknya kurang lebih tujuh tahun yang lalu. Pangkalan kuda tidak ada lagi karena jalan sudah diaspal dan mengangkut hasil pertanian sudah pakai mobil,” jelasnya.

Mantari Tagor juga menceritakan bagaimana Pemkab Tapsel dipimpin Syahrul membuka jalan lingkar Timur dan Barat yang bertujuan mengurai kemacatan Jalinsum di Pasar Sitinjak sekaligus mempermudah Petani Salak membawa hasilnya ke Jalan besar maupun ke Pasar Sitinjak.

Selanjutnya, jalan penghubung Desa Sibakkua-Hutalambung melintasi Jembatan Belanda termasuk membuka jalan dari Pagaran Sikkut ke Sisoma dan diharapkan ruas jalan tersebut kwalitasnya ditingkatkan Bupati saat ini dimasa yang akan datang.

“Pak Syahrul pemimpin yang dekat dengan rakyat, dalam berbagai pembangunan yang dijalankan banyak warga yang ikhlas tanahnya dipakai. Seperti pelebaran jalan nasional dan pembangunan SMP Negeri 2 Angkola Barat. Beliau ini Tokoh Pembangunan,” jelasnya.

Senada dikatakan ketua dan sekretaris nazir Masjid Assyuhada Pasar Sitinjak, Abdul Fatah Harahap dan Abdul Latif Harahap. Pembangunan yang dilakukan selama 10 tahun Syahrul Bupati Tapsel bukan hanya sarana fisik saja, tapi juga non fisik seperti sosial kemasyarakatan dan keagamaan termasuk mendorong dan membantu kesempurnaan bangunan Masjid ini seperti menara dan tembok penahan serta menjadikan Kec.Angkola Barat menjadi tuan rumah MTQ Tingkat Kabupaten tahun 2019 sekaligus membangun lapangannya, “ujar mereka.

Perhatian ke nazir masjid, bilal mayit, guru baca tulis Qur’an dan guru madarasah sangat besar. Selama kepimpinannya sangat banyak masjid yang dibantu pembangunannya. Pengajian ibu-ibu dipersatukan lewat pembentukan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).

Menanggapi apa yang disampaikan para tokoh Angkola Barat ini, Syahrul Pasaribu berterimakasih. Kemudian menyebut pembangunan itu sebenarnya sukses walaupun belum sempurna secara keseluruhan adalah berkat kedekatan hubungan pemimpin dengan masyarakatnya termasuk dengan stakeholders lainnya,”ujarnya.

“Terimakasih atas sambutan saudaraku yang tidak ada perubahan meskipun saya bukan Bupati Tapsel lagi. Kedatangan hari ini murni untuk menjaga dan memperkuat ikatan tali silaturahmi di antara kita,” katanya.

Pembangunan 10 tahun terakhir, Syahrul menyebut itu memang tugas pemerintah. Pemimpin daerah harus rajin turun ke masyarakat dan memahami kebutuhan rakyat. Kemudian menjadikannya sebagai program prioritas dengan menyesuaikannya dengan kemampuan keuangan daerah.

“Hubungam pemimpin dengan rakyat, ulama dan umaro, itu harus kompak sehingga tercipta suasana kondusif. Saya yakin pemimpin Tapsel sekarang tetap menjaga itu. Tentang pembangunan, biarlah masyarakat dan bumi Angkola Barat ini yang jadi saksi,” ujarnya.

Syahrul mengakui kebutuhan pembangunan di Angkola Barat yang belum terpenuhi semua,. Namun upaya untuk itu sudah dimulai di masanya. Dia yakin pemimpin Tapsel sekarang akan melanjutkan itu.

Kebutuhan energi listrik berjuang memasukkan PLN ke Pangaribuan dan Sirame-ramean serta warga Tangga Batu Desa Siuhom telah terpenuhi dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Infrastruktur jalan ke sana belum maksimal, tetapi sudah dimulai dengan hotmix dari simpang Pasar Sitinjak sampai ke Siuhom.

“Kedepan sesuai kemampuan keuangan daerah, diharapkan akan dilanjutkan pemimpin Tapsel sekarang. Mari kita kompak bersatu bersama pemerintah, sehingga pembangunan itu secara bertahap dapat terwujud dan tuntas,” pintanya.

Pada Silaturahmi Ramadhan ini Syahrul Pasaribu santuni anak yatim piatu sebanyak 30 Orang. Juga menyerahkan zakat harta Rp10 juta kepada nazir Masjid Assyuhada Pasar Sitinjak. (zn)

  • Bagikan