MANDAILING NATAL-Raja-raja Mandailing dipimpin Raja Panusunan, Mangaraja Enda Junjungan Nasution, Panyabungan Tonga, pekan lalu, menobatkan Dr, dr Cashtry Meher Pulungan, M.Kes, M.Ked (DV), Sp. KK, FIHFAA dengan gelar Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan.
“Namora kami ini di usia 32 tahun sudah mendapatkan 5 gelar kesehatan, itu sangat membanggakan Mandailing. Di tengah kesibukannya jadi seorang istri, suaminya dokter juga dr. Fahmi Sani Nasution, jadi ibu, jadi dosen, jadi dokter, Namora kami ini sudah tiga tahun mengabdi menangani kasus stunting di Kepulauan Nias, namun baru satu terakhir ini turun ke lapangan karena pandemi. Itu mengapa dalam kerapatan adat Raja-raja Mandailing menganugerahkannya gelar Namora Pangalinggomi Hatorkisan Pulungan, kalau dalam Bahasa Indonesia artinya Putri Pelindung Kesehatan atau Putri yang sangat memperhatikan kesehatan masyarakat,” ujar pemimpin sidang adat Raja Panusunan Mangaraja Enda Junjungan Nasution di Sopo Godang Huta Bargot, Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal.
Desa Huta Bargot adalah pusat kerajaan marga Pulungan dalam naskah “Pararaton” (1336 Masehi) yang ditulis dalam teks Jawa pertengahan. Naskah itu menyebutkan bahwa di Sumatera terdapat Lima kerajaan penting, salah satunya adalah kerajaan Aru, yang telah berdiri tahun 1295 Masehi.
Kawasan Mandailing Natal diyakini dibawah pengaruh kekuasaan kerajaan tersebut sepanjang abad 13 hingaa 15 Masehi. Kerajaan Mandailing yang otonom diyakini baru terbentuk beberapa abad kemudian yang ditandai dengan kekuasaan Pulungan yang pertama.