Cerita Sedih Pemulung Lansia di Padangsidimpuan, Kehidupan Ekonomi Nurbaya Kian Parah Sejak 4 Tahun Terakhir

  • Bagikan

PADANGSIDIMPUAN-Nurbaya Lubis, perempuan lanjut usia yang memulung barang bekas demi bertahan hidup di Kota Padangsidimpuan telah menggeluti pekerjaan tersebut lebih sepuluh tahun.

Hal tersebut diungkapkan tetangga Nurbaya yang bernama Aslamiah lubis warga Jalan Jenderal Sudirman, Gang PMD, Kelurahan Timbangan, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, saat disambangi LENSAKINI, Kamis (23/7/2020) siang. Diceritakannya, sewaktu suami Nurbaya masih hidup, kehidupan ekonomi Nurbaya tidak seperti saat ini. Pasalnya, saat itu suaminya bekerja sebagai penarik becak.

“Sudah lama dia kerja seperti itu. Waktu masih ada suaminya sudah kerja seperti itu dia,” ucap perempuan yang telah berusia 75 tahun tersebut. Namun, kehidupan Nurbaya kian memprihatinkan  sejak 4 tahun yang lalu. Dimana, saat itu suaminya meninggal dunia. Sedangkan anak yang paling kecil, Akhir pulang merantau mengalami depresi.

Hal tersebut membuat perempuan yang telah berusia 80 tahun tersebut kerja keras meski usianya tidak muda lagi. “4 tahun belakangan ini masih susah dia kulihat. Sejak suaminya meninggal dan anaknya sakit pulang dari Jakarta,” beber Aslamiah.

Dikatakannya, sebelum mulung, Nurbaya terlebih dahulu menyiapkan makanan kepada anaknya yang paling kecil. Pasalnya, anak ke 6 dari 6 bersaudara itu kerap marah kerap marah kepada Nurbaya jika permintaannya tidak dipenuhi. “Anaknya sering kumat. Jika permintaannya tidak dituruti, dia suka marah-marah sama ibunya,” ungkapnya.

Demi kesehatan anaknya, Nurbaya rutin membawa Akhir berobat. Dan dari pengakuan Nurbaya, dirinya tidak dipungut biaya untuk mengobati anaknya.  “Walaupun seperti itu, dia sering membawa anaknya berobat. Katanya gratis biaya pengobatannya,” pungkasnya.

Nurbaya Lubis merupakan perempuan lanjut usia yang berusaha bertahan hidup dengan cara memulung barang bekas. Dari pengakuannya kepada LENSAKINI, kegiatan rutinitasnya itu dikejakannya sejak pukul 15.00 WIB. Dimana, dalam satu hari dirinya hanya mampu mendapat uang senilai Rp10 ribu.

(UA)

 

  • Bagikan