TAPANULI SELATAN-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), menghabiskan aggaran sebesar Rp137 miliar untuk pembangunan Jalan Nasional (Jalinsum) Batangtoru (Tapsel)-Tugu Siborang (Kota Padangsidimpuan).
Pembangunan jalan tersebut sudah mulai dilaksanakan mulai Januari 2021. Adapun jenis pembangunan yang sedang dilaksanakan berupa, hotmix dan pelebaran jalan serta pembuatan bahu jalan dan drainase di beberapa titik. Anggaran yang dilokasikan sebesar Rp137 miliar lebih, dengan sistim kerja kontrak tahun jamak (multi years contract).
Hal itu diungkapkan oleh PPK 3.2 Satker Wilayah 3 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), Rizki Ardhiarini pada kegiatan Silaturahmi Ramadhan mantan Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu di Masjid Assyuhada Pasar Sitinjak Angkola Barat, beberapa hari yang lalu.
Dia mengatakan, total panjang jalan yang dibangun 43,02 Kilo Meter, dengan rincian pelebaran 10,72 KM, rehab mayor 14,15 KM dan pemeliharaan rutin 18,15 KM.”Proyek pembangunan jalan ini dilaksanakan Nindiya Karya sebagai pemegang kontrak dan bekerjasama operasi (KSO) dengan Prana Properti. Pelaksanaan kerjanya 540 hari atau 18 bulan terhitung sejak Januari 2021 sampai 30 Juni 2022,”ujar Ardhiarini kepada wartawan.
Diceritakannya, pada awalnya, Jalinsum yang dibangun hanya dari batas Tapteng/Tapsel di Batangtoru sampai batas Tapsel/Sidimpuan di Angkola Barat. Tepi terjadi perubahan setelah adanya tinjauan lapangan BBPJN bersama Syahrul M Pasaribu yang kala itu masih menjabat Bupati Tapsel.
“Nama proyek Preservasi Jalan Batangtoru-Batas Kota Padangsidimpuan. Lokasi paket Batas Kabupaten Tapteng/Tapsel – Batangtoru- Jalan Sudirman/Merdeka Padangsidimpuan,” kata Rizki dadampingi Pelaksana Nindiya Karya, Trihatmono.
Dia mengaku tidak mengetahaui penyebab perbedaan nama proyek dan lokasi paket kerja ini. Namun pimpinannya menginstuksikan mereka berkoordinasi dengan Syahrul Pasaribu, baik itu saat masih menjabat ataupun sudah pensiun dari jabatan Bupati Tapsel.
“Kami hanya berpikir pelaksanaan kerja pembangunan ini selesai tepat waktu, tidak ada hambatan dan sesuai dengan kontrak. Alhamdulillah, terimakasih pak Syahrul telah mempertemukan kami dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat,” katanya.
Terpisah, Syahrul M Pasaribu Pasaribu mengatakan, bekerja membangun daerah itu harus tulus dan ikhlas. Apalagi menyangkut pembangunan yang dilakukan pemerintah atasan di daerah, harus disambut dengan baik dan dikawal sampai tuntas agar hasilnya dapat dirasakan masyarakat.
“Saya yakin Bupati Tapsel saat ini akan mampu melanjutkan hal-hal yang baik seperti ini dimasa yang akan datang,” kata Syahrul Pasaribu.
Politisi Partai Golkar ini menyinggung kenapa proyek pembangunan Jalan Nasional yang tadinya hanya untuk wilayah Tapsel berubah jadi sampai ke Sidimpuan.
“Tabagsel ini dulunya satu yaitu Tapanuli Selatan. Artinya, kita bersaudara dan pernah satu kampung halaman yang sama. Jika masih ada yang bisa dibangun bersama, kenapa tidak. Apalagi kurun waktu tiga tahun terakhir ini penanganan ruas jalan nasional berubah nomenklatur, menggunakan prinsip long section atau ruas jalan yang panjang,” jelasnya.
Syahrul menambahkan, proyek pembangunan Jalan Nasional di Tapsel dan Tabagsel sudah diperjuangkan sejak tahun 2017. Akhirnya melalui Undang Undang No.20 tahun 2019, pada APBN 2020 mulai ditampung anggarannya dengan sistem kontrak multi years sampai tahun 2022.
Ada tiga ruas Jalan Nasional yang mulai dibangun tahun ini di Tabagsel, dan wilayah Tapanuli Selatan masuk di ketiga ruas itu. Yakni ruas jalan Batangtoru-Aek Rambe (Rianiate)-Singkuang (Madina) dengan plafon anggaran Rp202 miliar.
Ruas jalan batas Kota Padangsidimpuan-Jembatan Merah Madina. Di dalamnya termasuk tiga wilayah kecamatan Tapsel yakni Angkola Muaratais, Batang Angkola dan Sayurmatinggi. Plafon anggaran Rp243 miliar dan saat ini masih tahap proses tender.
Kemudian ruas jalan Batangtoru sampai Sidimpuan yang saat ini sudah memulai pekerjaan lapangan. Semua masyarakat diharap turut mendukung, sehingga selesai tepat waktu.
“Sinergitas hubungan baik berkesinambungan dengan pemerintah atasan, menjadi satu penyebab kenapa pembangunan dari pusat dialokasikan ke daerah kita. Jangan bosan untuk terus berjuang. Dari pengalàman selama ini, sepanjang sudah sesuai regulasi, perjuangan itu sangat menentukan,” jelasnya. (zn)