Masjid Sri Alam Dunia, Simbol Kebersamaan Dan Persatuan Warga Sipirok

  • Bagikan
Foto Masjid Sri Alam Dunia (Ist)

MASJID Sri Alam Dunia di Kelurahan Sipirok Godang, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel, merupakan salah satu Masjid bersejarah kebanggaan masyarakat Tapanuli Selatan pada umumnya dan Sipirok pada khususnya.

Masjid ini dibangun dengan semangat gotong royong pada 1920-an dan diresmikan pada tahun 1926. Masjid ini memiliki ciri khas tersendiri. Keberadaannya yang memiliki karakteristik menawan dengan ornamen arab melayu didalamnya merupakan saksi bisu dan bukti sejarah kemegahan dan ketekunan beribadah warga setempat dari masa kemasa.

Pada Bulan Ramadhan, aktivitas masyarakat di Masjid Sri Alam Dunia akan semakin meningkat. Mulai dari melaksanakan Salat Fardhu (wajib), sunat, seperti taraweh dan witir secara berjamaah, tadarusan dan amal ibadah lainnya dalam rangka memanfaatkan momen bulan puasa mendapatkan amalan dengan pahala berlipat ganda. selain itu Masjid megah dan kokoh itu juga dijadikan sebagai tempat istirahat pada siang hingga menjelang buka puasa, pasalnya suasana didalam Masjid begitu teduh dan nyaman.

Banyak warga memanfaatkan suasana teduh di dalam dan beranda Masjid yang memiliki 4 tiang kayu peyangga di tengah yang terbuat dari kayu dengan ukiran khas arab melayu sebagai tempat beristirahat sambil menunggu waktu Salat dan berbuka puasa.

“Pada hari biasapun kami sering istirahat di dalam dan beranda Masjid. Terutama di Bulan Ramadhan, pengunjung akan semakin ramai,”ujar Hasibuan dan Siregar warga setempat.

Masjid yang berukuran lebih kurang 20×20 meter yang memiliki 6 menara (kubah). Selain itu, Masjid Sri Alam Dunia memiliki 5 pintu masuk, yang mana menurut Raja Sojuangon Siregar (53) salah tokoh agama setempat mengatakan, makna pintu itu adalah menandakan Masjid Sri Alam Dunia merupakan milik dan kebanggaan bersama antara warga yang ada disekitar itu ketika pembangunannnya yaitu Warga Hutasuhut (Kelurahan Hutasuhut) warga Desa Pangurabaan, Warga Desa Bagas Lombang, Warga Banjar Toba dan Warga Bagas Nagodang lokasi berdirinya Masjid itu sendiri.

“Masing -masing Desa memiliki pintu tersendiri ketika itu, dan itulah menadakan Masjid ini milik dan kebanggaan bersama, namun sekarang, masing-masing Desa tersebut telah memiliki Masjid sendiri,” kata Siregar.

Tentang Menara yang enam lebih lanjut Siregar mengaku tak tahu lagi maknanya secara detail namun hanya mendengar penggalan bait lagu yang sering dinyanyikan oleh orang tua yaitu.

“Patuan Natigor Raja Beriman, Masjidnya besar menaranya enam, hanya ini yang saya ingat, dan kemungkinan pembangunan Masjid yang dibangun dengan gotong royong ini ketika Bagas Godang dipimpin oleh Raja Patuan Natigor,” sebutnya seraya menyebutkan makna dari kata sri alam dunia adalah kira-kita kemegahan Masjid akan memancar kesluruh penjuru dan merupakan kebanggaan masyarakat Sipirok pada umumnya ketika itu.

Sedangkan warga lainnya Mukli Hasibuan mengatakan, selain sebagai tempat beristirahat dengan suasanannya yang sejuk dan teduh, Masjid Sri Alam Dunia juga masih mempertahankan setiap menjelang waktu shalat tiba membunyikan gong dan akan terdengar hingga dikejauhan dan selanjutnya disusul dengan adzan, beberapa warga bahkan selalu berpatokan pada bunyi tersebut dimana dengan waktu sholat yang telah tiba, rata-rata akan menghentikan aktifitas kerja untuk sementara, untuk segera menunaikan shalat atau sekedar istirahat.

“Ini sudah menjadi kebiasaan sejak dulu, bahkan ketika kita berada di lahan akan dapat mengetahui bahwa waktu Salat telah tiba, dan sering kita jadikan patokan waktu.” katanya. (zn)

  • Bagikan