MEDAN-Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) TGS Prof Dr KH Saidurrahman MAg, resmi mendaftarkan diri sebagai calon Rektor UINSU periode 2020-2024, Senin (11/5/2020) pukul 09.00 WIB di Ruang Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor di Gedung H Anif Kampus I UINSU Jalan Sutomo/IAIN Medan.
Berkas pendaftaran Prof Saidurrahman langsung diterima Ketua Panitia Penjaringan Rektor UINSU Dr Abd Rahim MHum. Berkas tersebut merupakan berkas bakal calon rektor pertama yang mendaftarkan diri kepada panitia penjaringan. Selanjutnya kelengkapan berkas dokumen Prof Saidurrahman akan diverifikasi panitia penjaringan.
Saat mendaftar, Prof Saidurrahman didampingi sejumlah anggota senat, termasuk para wakil rektor, dekan dan Direktur Pascasarjana di lingkungan UINSU Medan.
Usai mendaftarkan diri dan menyerahkan dokumen berkas pencalonan, Prof Saidurrahman kepada wartawan menyampaikan, pencalonan dirinya untuk maju sebagai Rektor UINSU kedua kalinya atas dorongan sejumlah stakeholder di UINSU. Termasuk dorongan mayoritas guru besar yang tergabung dalam anggota Senat Universitas di UINSU Medan.
“Alhamdulillah, atas dorongan dan dukungan 80 persen lebih anggota Senat Universitas, saya berketetapan hati kembali mencalonkan diri. Insya Allah, ini menjadi berkah dan jalan untuk berkhidmad membangun UINSU menjadi kampus peradaban Kelas Dunia,” ujar Prof Saidurrahman.
Disamping dukungan anggota Senat Universitas, Prof Saidurrahman yang akrab dikenal sebagai TGS adalah putra kelahiran Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 1970 ini, juga mendapat rekomendasi tertulis berupa dukungan untuk melanjutkan sebagai rektor periode 2020-2024 oleh ormas-ormas besar di Sumatera Utara (Sumut), antara lain MUI Sumut, Pengurus Wilayah Nahdhlatul Ulama (PWNU) Propinsi Sumut, Pimpinan Wilayah (PW) Al-Jami’yatul Washliyah, Pimpinan Wilayah (PW) Al-Ittihadiyah Propinsi Sumut, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Rumah Komunikasi Lintas Agama (RKLA) Propinsi Sumut dan Pengurus Muhammadiyah di Kota Medan.
Kepemimpinan Prof Saidurrahman di UINSU Medan dalam kurun waktu empat tahun dinilai sangat sukses. Setidaknya terlihat dari pertama, peningkatan nilai akreditasi. Kedua, pembangunan belasan gedung. Dan ketiga, peningkatan kesejahteraan dosen dan pegawai, serta terwujudnya beasiswa zakat yang telah membantu ribuan mahasiswa senilai Rp4 miliar lebih. Keberhasilan itu terlihat dengan pengakuan perolehan 3 rekor MURI.
Atas dasar itulah, mayoritas anggota senat menginginkan Prof Saidurrahman memimpin kembali UINSU.
Prof Saidurrahman mengatakan, jika dirinya diamanahkan kembali memimpin UINSU, cita-cita kampus peradaban UINSU menjadi World Class University 2045 akan terus dilakukan.
Menurutnya, cita-cita ini menjadi gelombang ketiga kebangkitan UINSU, yaitu menjadi universitas Kelas Dunia.
“Kita terus berbenah, dan ini menjadi titik awal kebangkitan UINSU menjadi universitas Kelas Dunia,” ucap Prof Saidurrahman.
Ia mengutarakan, sebagai generasi gelombang ketiga, warga UINSU pantas bersyukur melalui perjuangan gigih para pendahulu IAINSU. Para rektor-rektor sebelum dirinya, berjuang dengan penuh semangat bagaimana membangun IAINSU menjadi UINSU yang unggul.
Menurut dia, transformasi IAINSU menjadi UINSU disebut gelombang kedua kebangkitan UINSU, karena terjadi perubahan besar. Sebab, jika IAINSU hanya mengelola ilmu-ilmu keislaman atau ‘ulum al-diniyyah atau ‘ulum al-islamiyyah atau dirasah islamiyyah, kini telah merambah keseluruh bidang ilmu, teknologi dan seni tanpa kehilangan ciri keislaman dan ke Indonesiaannya.
“Tidak pernah terbayangkan, jika di UINSU orang dapat belajar Ilmu Kesehatan Masyarakat, sejumlah ilmu bidang sains dan teknologi. Bagaimana mungkin anak-anak pesantren dan anak anak Aliyah bahkan anak-anak SMU belajar Ilmu Komputer di UINSU Medan. Mau belajar Ilmu Komunikasi seperti di Unpad atau UGM, UI, saat ini prodinya ada di UINSU dan untuk pertama kali terakreditasi B,” katanya.
Menuju gelombang ketiga kebangkitan UINSU, Prof Saidurrahman memprogramkan kampus UINSU harus menjadi kampus Kelas Dunia.
“Menjadi World Class University, bukan dunia mimpi. Menjadi kampus kelas dunia bukan mustahil. Dalam satu periode kepemimpinan saya ini, bersama seluruh tim, kita telah berhasil meletakkan fondasi dasar yang kuat dan kokoh untuk tegaknya universitas Kelas Dunia,” pungkasnya.
Kata dia, dengan tiga harga mati yaitu Akreditasi, Digitalisasi dan Internasionalisasi.
“Alhamdulillah, kita telah berhasil mewujudkan 13 monumental dalam kurun waktu 2016-2020. Kedepan dengan lima harga mati (3 harga mati ditambah dengan philanthropy dan peningkatan bisnis) kita optimis UINSU 2045 akan sejajar dengan universitas Kelas Dunia lainnya,” terangnya.
Diutarakannya, dengan kewajiban Ma’had setahun untuk seluruh mahasiswa baru, dengan pola pengembangan keilmuan yang kita sebut transdisipliner “Wihdhatul Ulum” akan mampu mengokohkan dirinya sebagai Universitas Peradaban yang Rahmatan Lil ‘Alamin. Tentu dengan kerjasama dan sama bekerja dengan seluruh stakeholder khususnya pemerintah pusat dan daerah, tokoh masyarakat dan ummat, khususnya yang tergabung dalam dewan penyantun UINSU.
Jadi, lanjut dia, gagasan ini disadari tidaklah mudah. Membutuhkan energi besar dan semangat muda yang tak mengenal lelah.”Insya Allah jika saya diamanahkan untuk kedua kalinya, cita-cita besar ini bisa kita wujudkan,” tuturnya. (bs)