Kisah Hidup Pedagang Teplok di Sidimpuan Yang Berjalan 15 KM Untuk Menyekolahkan Anaknya

  • Bagikan
Asrul Chaniago, pedagang teplok

PADANGSIDIMPUAN-Asrul Chaniago, warga Jalan Jenderal Sudirman, Gang PMD, Kelurahan Sigiring-giring, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara ini layak menjadi inspirasi kita. Dengan memodifikasi barang bekas botol minuman yang dibuang orang, dirinya dapat meraup rupiah dan menyekolahkan anak-anaknya.

Advertisement

Asrul berceritakan, pengolahan barang bekas botol minuman ini menjadi lampu teplok yang berbahan bakar minyak tanah ini telah di gelutinya selama 15 tahun lebih. Dimana, pengolahan ini merupakan usaha turun-temurun keluarganya.

“Ini usaha sudah turun-temurun keluarga kita lakukan. Saya sudah 15 tahun usaha ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak,” ucap ayah 2 anak ini.

Dikatakan Asrul, bahan-bahan yang digunakannya untuk membuat teplok seperti halnya botol yang merupakan bahan baku didapatnya dari hasil mulung di jalan saat menjajakan dagangannya. Sedangkan almunium, yang menjadi penutup botol dibeli dan dicetaknya.

“Satu teplok ini saya jual 10 ribu hingga 15 ribu rupiiah per buah tergantung ukurannya,” ungkapnya.

Dalam setiap harinya, Asrul hanya mampu menjual 7 hingga 8 teplok per hari. Dan itu setelah dia menempuh perjalanan hingga 15 kilometer. Meski begitu, dirinya bersyukur kepada sang  pencipta. Pasalnya, ditengah himpitan ekonomi seperti saat ini dia dapat menyekolahkan

“Sekarang ini sudah susah laku lantaran sudah masuk listrik. Tapi alhamdulillah, meski penghasilan saya 75 ribu rupiah, saya bisa menyekolahkan 2 anak saya hingga tamat SMA,” syukurnya.

Asrul berharap, pelaku usaha kecil sepertinya mendapat bantuan dari pemerintah daerah untuk menggembangkan usahanya. “Harapan saya saat ini, saya berharap pemerintah membantu usaha saya supaya bissa berkembang,” harapnya.

(UA)

 

Advertisement

  • Bagikan