Dengan skema tersebut, pemerintah berhasil mengisi sekitar 16 ribu formasi kosong. Namun, sebagian peserta tidak menerima penempatan baru tersebut dan memilih mundur.

“Jadi, yang tidak diterima itu formasi kosong tadi, akhirnya bisa terisi 16 ribu. Nah, yang mengundurkan diri sekitar 1.900, jadi terisi 88 persen. Nah, bayangkan bila tidak ada optimalisasi, akan terjadi kekosongan 16 ribu,” terang Zudan.
“Dengan optimalisasi ini, yang mengundurkan diri sebanyak 12 persen, terisi 88 persen,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini juga turut memberikan tanggapan mengenai laporan pengunduran diri CPNS dari formasi dosen.

“Kami memang mendapat laporan ada sekitar 700 yang mundur, tapi kami masih akan melakukan pengecekan terlebih dahulu,” ucap Rini dalam konferensi pers bersama Kemendiktisaintek dan Kementerian Keuangan di kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).
Meski kebijakan optimalisasi dianggap solusi bagi kekosongan formasi, dinamika di lapangan menunjukkan bahwa penyesuaian penempatan belum sepenuhnya diterima oleh peserta seleksi, khususnya yang mengincar instansi atau lokasi tertentu. Pemerintah pun disebut akan terus mengevaluasi sistem ini ke depan.