Diduga Berikan Izin Pesta Adat Saur Matua Saat Wabah COVID-19, Wali Kota Sidimpuan Dinilai Diskriminatif

  • Bagikan
Suasana pesta adat Sahur Matua, di Jalan Sudirman, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan

PADANGSIDIMPUAN-Wali Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, Irsan Efendi Nasution, dinilai diskriminatif. Sebab, orang nomor satu di Kota Salak tersebut diduga memberikan izin pesta Adat Sahur Matua yang digelar sejak dua hari di Jalan Sudirman, Kelurahan Sadabuan, Kecamatan Padangsidimpua Utara.

Advertisement

Spontan, kebijakan itu langsung menuai protes dari sejumlah warga yang tidak diberikan izin untuk menggelar pesta yang sama dengan alasan  wabah COVID-19, salah satunya Roy Siahaan, warga Kelurahan Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

Diceritakan Roy, lebih kurang 10 hari yang lalu, mertuanya meninggal dunia. Saat itu, hasil kesepatan keluarga akan digelar pesta Sahur Matua. Selanjutnya, ketika pesta dilaksanakan, utusan Wali Kota dan beberapa oknum petugas kepolisian datang dan menyuruh acara tersebut untuk diberhentikan.

“Jangan gegara Wali Kota dekat dengan yang punya adat langsung izinnya dikeluarkan. Sementara, kami tidak dekat dengan Wali Kota, pesta adat yang kami buat langsung disuruh berhenti,”ujarnya kepada LENSAKINI.

Suasana ketika pesta adat Sahur Matua di Jalan Sudirman, Kelurahan Sadabuan, Kota Padangsidimpuan, yang menuai protes karena Wali Kota dinilai diskriminatif

Menurutnya, semua warga  akan menerima kebijakan Wali Kota, karena menyadari saat ini wabah COVID-19.  Namun, jangan bersifat tebang pilih. Dijelaskan, pesta adat Sahur Matua dilakukan sekali seumur hidup.”Beberapa keluarga juga mengeluh, karena Wali Kota tidak memberikan izin, namun khusus untuk pesta di Sabuan dia keluarkan izin,”imbuhnya.

Menurut pantuan LENSAKINI, meski saat ini Kota Padangsidimpuan masih berstatus darurat COVID19, banyak warga yang datang ke pesta Sahur Matua di Jalan Sudirman tersebut tanpa menggunakan protokol  kesehatan seperti, tidak menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan.

Sayangnya, belum ada tindakan dari Pemkot Padangsidimpuan dan petugas kepolisian. (zn)

 

 

 

 

Advertisement

  • Bagikan