
PADANGSIDIMPUAN-Rifki Harahap, bocah kelas 6 salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut) harus banting tulang demi membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolahnya.
Dinginnya angin malam itu tidak dirasakan anak ke 3 dari 6 bersaudara tersebut demi mendapatkan uang. Maklum, dia harus bekerja sebagai tukang tambal ban sepeda motor di persimpangan Jalan SM Raja dan Imam Bonjol Kota Padangsidimpuan.

Bocah seusia Rifki harusnya sudah tidur bersama orang tuanya. Namun, kondisi tersebut jarang dirasakan oleh siswa salah satu SD yang ada di Kelurahan Kantin, Kota Padangsidimpuan itu.
Wajahnya masih terlihat lesu dan mengantuk ketika salah seorang saudaranya membangunkan. Tangan kecilnya langsung mencari sejumlah peralatan yang diperlukan untuk tambal ban. Awalnya, penulis tidak menyangka bahwa yang akan menambal ban sepeda motor itu adalah bocah yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

“Tolong cagak dua om,”ujarnya. Mendengar pertanyaan tersebut, penulis langsung bertanya “siapa yang akan manmbalnya,”tanya penulis. Spontan dia menjawab “Saya om,”tuturnya.
Rasa bersalah karena telah menyuruh seorang bocah untuk menambal ban sepeda motor langsung timbul. “Andaikan saja saya tidak ke sini, pasti tidurnya tidak akan terganggu”. Setelah beberapa menit hanya diam, penulis mencoba membuka komunikasi dengan bertanya tentang status pendidikannya. Spontan Rifki menjawab, dia masih duduk di bangku kelas 6 SD.
“Sudah kelas 6 SD,”ujarnya. Dia mengaku, jadi tukang tambal ban sepeda motor sudah dia lakoni selama 1 tahun. Awalnya, dia hanya melihat orang tua ketika tambal ban sepeda motor. Namun, dengan keinginan yang kuat untuk membantu keluarga dan demi sekolah, dia pun belajar menempel ban sepeda motor.
“Awalnya sering melihat orang tua tambal ban, setelah itu saya jadi bisa,”ujarnya. Rifki mengaku tinggal di Kelurahan Losung, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan. Jika di malam hari dia bekerja sebagai tukang tambal ban, namun, pada pagi hari dia tetap aktif sebagai salah seorang siswa di salah satu SD di Kelurahan Kantin.
“Pagi sekolah, kalau malam bengkel, demi bantu orang tua,”imbuhnya. (zn)