MEDAN-Satu ekor harimau Sumatera berjenis kelamin betina yang ditangkap di Desa Tapus, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut, mengalami dehirdrasi dan anemia.
Hal itu terungkap setelah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melakukan pemeriksaan kesehatan.
Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi, Senin (31/8) mengatakan, jenis-jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap harimau itu antara lain, pengukuran berat badan, tinggi dan panjang badan, pemeriksaan gigi, pengambilan sampel darah dan tindakan medis seperti pemberian cairan infus, vitamin, obat cacing dan antibiotik.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis secara makro, diketahui bahwa Harimau Sumatera ‘Sri Bilah’ yang terperangkap ini berjenis kelamin betina dengan umur lebih kurang 2 sampai 3 tahun dan berat 45,2 Kg.
“Secara umum kondisinya sehat, namun mengalami malnutrisi sehingga tubuhnya terlihat agak kurus akibat tidak mendapatkan pakan yang cukup,” katanya di Kantor BBKSDA Sumut.
Lebih lanjut dia mengatakan, harimau itu juga mengalami dehidrasi dan anemia yang mengakibatkan kondisinya terlihat lemah. Selain itu, banyak ditemukan parasit externa (kutu) pada tubuhnya.
Sedangkan hasil laboratorium pemeriksaan darah menunjukkan bahwa eritrosit menurun yang menandakan terjadinya anemia pada harimau tersebut.
“Hal ini berkaitan dengan hasil pemeriksaan fisik secara makro, di mana kondisi satwa tersebut terlihat dehidrasi, mukosa pucat yang mengakibatkan kondisinya terlihat lemah. Di samping itu, ada beberapa komponen darah yang merujuk bahwa harimau mengalami anemia,” jelasnya.
Untuk hasil pemeriksaan kimia darah, menunjukkan adanya peningkatan bilirubin, SGOT dan SGPT yang meningkat menandakan adanya gangguan fungsi hati pada harimau tersebut.
“Tetapi tim medis belum bisa memastikan apakah gangguan hati ini bersifat akut atau kronis,” katanya. (Ant)