Pentingnya Pendidikan Kebencanaan dan Mitigasi di Daerah Aliran Sungai

  • Bagikan

PADANGSIDIMPUAN (LENSAKINI) – Bencana banjir yang kembali melanda Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidimpuan di tahun 2025 menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman alam.

Riski Abadi Rambe, S.Pd, seorang penggiat lingkungan dan mantan Fasilitator Daerah Penguatan Kapasitas Kawasan BPBD Provsu, mengajak Pemerintah Kota Padangsidimpuan untuk bekerja sama dengan Pemkab Tapsel dalam memberikan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat, khususnya dalam kesiapsiagaan menghadapi banjir.

Menurut Riski, wilayah hulu yang berada di Tapsel, seperti Gunung Lubuk Raya dan Sibual Buali, menjadi sumber aliran air yang mengarah ke hilir di Kota Padangsidimpuan, salah satunya melalui Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Ayumi.

Selanjutnya, aliran air kembali ke wilayah Tapsel melalui DAS Batang Angkola hingga bertemu di ujung Tapsel, Kecamatan Tantom Angkola, Dusun Pardomuan, di mana DAS Batang Gadis dari Madina juga bermuara.

“Wilayah ini harus menjadi perhatian khusus oleh Pemprov Sumut,” ujar Riski.

Banjir bandang yang pernah terjadi pada tahun 2017 kini terulang kembali di tahun 2025. Oleh karena itu, Riski menegaskan perlunya kajian dan evaluasi bersama untuk mengidentifikasi permasalahan di hulu serta melakukan persiapan di hilir.

“Ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita semua, khususnya masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai,” tegasnya.

Contingency Planning for Disaster

Sebagai langkah konkret, Riski mengajak seluruh stakeholder untuk bersama-sama mengimplementasikan pendidikan kebencanaan, terutama dalam program mitigasi dan rencana kontingensi (Contingency Planning for Disaster).

Program ini bertujuan untuk mengenalkan tanda-tanda bahaya bencana kepada masyarakat, mengurangi risiko dan dampak bencana, menyiapkan rencana alternatif dalam menghadapi bencana, serta meminimalisir korban jiwa dan kerusakan infrastruktur akibat banjir bandang yang sering melanda.

“Program ini harus dilaksanakan secara serius demi memperkuat pengetahuan mitigasi dan rencana kontingensi kepada masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS).

  • Bagikan