Masih dari Detik.com, Koordinator Divisi Advokasi AJI Medan itu, menyebut bahwa petugas kepolisian juga sempat yang menghubungi perusahaan media online korban dan meminta agar pemberitaan terkait judi di Kabupaten Karo itu dibuat dengan bahasa yang lebih halus. Adapun berita tersebut, yakni peristiwa demo organisasi keagamaan di Kabupaten Karo yang menuntut agar Kapolres Karo dicopot lantaran maraknya judi, prostitusi dan narkoba.
“Setelah pemberitaan muncul, pimpinan media Tribrata TV sempat menghubungi Sempurna Pasaribu. Korban bilang, saat itu dirinya aman- aman saja. Namun, korban bercerita pada teman-temannya, bahwa dirinya merasa was- was setelah pemberitaan tersebut,” jelas Array.
Tak hanya itu, korban dan rekan-rekannya juga mendapatkan pesan dari ketua salah satu ormas di Kabupaten Karo yang menyampaikan bahwa Sempurna dan temannya sedang diikuti. Ketua ormas yang memang mengenal korban itu pun meminta Sempurna Pasaribu dan temannya agar tidak pulang ke rumah.
Alhasil, korban memutuskan untuk tak pulang ke kediamannya selama beberapa hari. Selain itu, Array menyebut bahwa korban juga sempat mengaku pada temannya ingin menginap di Polres Karo demi keamanan dirinya.
“Fakta lain terungkap, bahwa sebelum rumah korban terbakar, ternyata Sempurna Pasaribu sempat bertemu dengan oknum aparat berinisial HB tersebut. Korban ditemani oleh rekannya untuk membicarakan masalah berita judi yang naik di media online Tribrata TV,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, HB meminta agar berita yang sudah tayang tersebut segera dihapus. Lalu, HB juga meminta kepada korban agar unggahan yang ada di media sosial juga segera dihapus.
Namun, korban tidak menuruti permintaan HB. Karena tidak ada kesepakatan, korban pun pulang ke rumahnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, pada Rabu (26/6) tengah malam dan diantarkan oleh rekannya.