BEKASI-Ketua DPD Partai Keadilan Sehajtera (PKS) Kabupaten Bekasi, Imam Hambali meninggal dunia diduga terpapar COVDI-19.
Padahal, sebelum dinyatakan meninggal dunia, Imam sempat mengikuti vaksinasi masal yang digelar Satgas Covid-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.
Dikutip dari SINDONEWS.com, kabar meninggalnya Imam dibenarkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Muhammad Nuh, Kamis (11/3).”Benar, saya juga baru tahu berita dari tetangganya, saya kroscek dengan keluarganya betul wafat, tadi jam 3.30 pagi. Informasi ketika beliau minta instirahat karena lelah waktu itu habis rapat karena tipes, yang sampai ke telinga kita karena tipes,” kata Nuh.
Menurut dia, sebelum meninggal dunia pihak keluarga sempat membawa ke rumah sakit. Namun, ketika dilakukan pengecekan pihak rumah sakit menyebut almarhum positif Covid-19.”Dibawa ke rumah sakit untuk ngecek apakah ada Covid dan sebagainya, tapi kayaknya mengarah ke Covid di akhir hayatnya dan pemakaman akan menggunakan standar covid,” ujarnya.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi periode sebelumnya ini kaget dengan informasi yang menyebut almarhum meninggal lantaran adanya Covid-19, padahal beliau telah dilakukan vaksinasi dosis pertama.”Padahal sudah divaksin, kita juga enggak mengerti ya kok bisa ya. Katanya kalau sudah divaksin itu daya tahan tubuh 50% sudah bisa menangkal,” ungkapnya.
Kendati demikian, Nuh menyebut seluruh kader PKS Kabupaten Bekasi turut berduka. Nuh menilai sosok Imam Hambali merupakan orang yang memiliki manajerial yang baik, mampu berbagi, mampu mendistribusikan kerja, serta mampu mendefinisikan kerja dengan baik.”Tentu saja dia orang baik, mudah tersenyum, cerdas,” jelasnya.
Salah satu program yang berhasil digagas beliau, lanjut Nuh, yakni pembuatan KTA PKS digital. Menurutnya, program itu mampu meningkatkan jumlah kader secara signifikan.”Sebagai ketua DPD PKS, dia melaunching itu, tujuannya untuk menjawab terhambatnya pergerakan orang untuk datang ke sekretariat untuk menjadi kader PKS,” pungkasnya. (SI/zn)