Rusydi Nasution, Putar Haluan dari Bankir Menjadi Legislator di Kampung Halaman

  • Bagikan

Beliau merasa bahwa, dari Jakarta kita kurang bisa berbuat. “Harus terjun langsung, agar bisa memahami kebutuhan dan merasakan denyut nadi ekonomi masyarakat,” terangnya kepada lensakini.

Walau belum mendapatkan amanah sebagai kepala daerah, Rusydi melanjutkan pengabdiaannya sebagai legislator. Dia pikir bahwa ini amanah dan proses yang harus dijalani.

Advertisement

Akhirnya, Rusydi meninggalkan karir cemerlang sebagai bankir dengan kenyamanan dan kemewahannya untuk mengabdi di kampung halamannya. Kampung yang membesarkan dan meluluskannya dari SD sampai SMA.

Pandangan Politik

Ada satu prinsip hidup yang patut kita pedomani dari Rusydi, dia bilang dalam menjalankan pekerjaan kita harus; “Selalu mempunyai keinginan untuk berbuat yang terbaik”. Agar bisa mencapai yang terbaik, kreativitas harus terus dimunculkan.

Apalagi bergelut di dunia perbankan, Rusydi cukup kenyang dengan pengalaman bagaimana membangun kepercayaan kepada semua relasinya.

Satu hal yang menjadi kunci untuk menumbuhkan kepercayaan relasi menurutnya adalah, kepribadian kita sendiri. “Yang paling utama dalam membangun sebuah kepercayaan adalah, dimulai dari kepribadian yang kita miliki,” katanya.

Selain itu menurut Rusydi, untuk menumbuhkan semangat kerja dalam  sebuah tim, kita harus lebih dulu memberikan kepercayaan kepada seseorang. Maka dengan sendirinya,akan tumbuh kepercayaan mereka terhadap kita.

“Memberikan kepercayaan kepada orang lain, sekaligus membuat mereka memiliki tanggungjawab terhadap pekerjaannya.” jelasnya.

Atas dasar prinsip itulah, Rusydi termasuk kategori seorang pemimpin yang suka memberikan kepercayaan kepada seorang bawahannya.

Tujuannyanya agar ada rasa bertanggungjawab dan rasa memiliki. Rusydi melihat,  level tertinggi dalam hal bekerja, lebih kepada mengaktualisasi diri.

Rusydi memandang, dalam memberikan tugas kepada tim,kita harus lebih dulu mengaktualisasikan diri kepada orang tersebut, sesuai dengan posisinya. Prinsipnya, dalam sebuah tim,setiap orang itu pasti membutuhkan orang lain.

“Kita memang pintar dalam segala hal, tetapi bukan berarti kita tidak membutuhkan orang yang lebih dibawah kita. Kita tetap membutuhkan orang lain untuk melihat sesuatu yang tidak bisa kita lihat. Itulah yang dinamakan blind spot,” cetusnya.

Meski dunia politik ibarat bumi dan langit dengan dunia perbankan, Rusydi malah tertarik memasuki dunia politik. Sebab dalam pandangannya, politik itu adalah seni dalam membuat kebijakan untuk mensejahterakan rakyat.

  • Bagikan