Cerita Mahasiswa Indonesia di Rusia Jalani Puasa Pertama 15 Jam dalam Kondisi Perang

  • Bagikan

RUSIA- Menjalani ibadah puasa di negeri orang memiliki tantangan tersendiri. Hal itu dirasakan Faiz Arsyad, Mahasiswa Indonesia yang menjalani studi S2 Higher School of Economics atau HSE University di Moskow, Rusia.

Apalagi mahasiswa kelahiran Bandung, 7 Maret 1998 ini baru pertama kali merasakan puasa atau beribadah Ramadan di negeri orang. Setelah satu tahun kemarin dia terpilih mendapat beasiswa belajar di negara yang merupakan pecahan Uni Soviet tersebut.

Meski baru pertama kali berpuasa di negeri yang dipimpin oleh Vladimir Putin ini, Faiz Arsyad langsung bisa merasakan suasana Ramadan seperti layaknya di Indonesia.

“Sebagai mahasiswa, suasana Ramadan di sini lumayan terasa Mas. Karena biasanya kalau habis selesai kuliah, kita (mahasiswa) suka berangkat bareng ke Masjid buat buka puasa bersama. Karena Alhamdulillah muslim di Rusia juga terbanyak di Eropa dan orangnya welcome,” ujar Faiz Arsyad ketika dihubungi melalui seluler.

Yang menantang ketika puasa di Rusia kata dia, adalah durasinya lebih lama. “Sejauh ini Ramadhan di Rusia masih seperti biasanya Mas. Kita masih puasa lebih dari 15 jam, setiap Masjid di Rusia masih mengadakan sahur dan buka bersama, sholat berjemaah, tarawih berjemaah,” ungkapnya.

Meski saat ini Rusia sedang melakukan invasi ke Ukraina, kata Faiz, situasi di Rusia khususnya Kota Moskow masih baik-baik saja.

“Jadi, walaupun sedang perang, Alhamdulillah aktivitas masih normal Mas,” kata pria yang merupakan alumni dari Universitas Brawijaya pada tahun 2021 tersebut.

Faiz menyebutkan, di Rusia banyak orang maupun mahasiswa asal Indonesia. Maka dari itu, dirinya tidak kesulitan beradaptasi di negara tersebut. Terlebih dia juga tinggal di kota Moskow yang merupakan pusat pemerintahan.

“Di Moskow ada sekitar 150 orang Indonesia. Sedangkan saat ini saya sedang tinggal di asrama bersama dengan mahasiswa dari berbagai negara lainnya,” sebutnya.

Ketua Diaspora Muda Jawa Barat ini menyebutkan ada berbagai tantangan ketika menjalani studi sekaligus beribadah pada bulan Ramadan kali ini di negeri orang.

Selain lama waktu puasa, juga makanan yang jauh berbeda dari Indonesia. Kendati demikian, hal tersebut bukan menjadi halangannya dalam menjalani studi dan beribadah.

“Pastinya tidak seenak makanan di Indonesia. Tapi mau tidak mau harus menyesuaikan kan ya. Bisanya kalau saat buka puasa bersama menu makanannya Nasi Kebuli ditambah Roti Mas,” ujarnya.

“Kalau sehari-hari sih lebih suka masak, karena lebih kenyang dan lebih enak masakan sendiri dibanding beli makanan di luar rumah Mas,” sambung Faiz Arsyad.

Untuk menjalani pendidikan di Rusia, baginya juga tidak mudah. Perlu melakukan adaptasi maupun penyesuaian. Mengingat ini pengalaman pertama kali bagi dirinya.

“Penyesuaian kurang lebih selama tiga bulan. Setelah itu, sudah normal seperti biasanya. Dan sekarang saya masih lanjut kuliah persiapan Bahasa Rusia sampai bulan Agustus nanti,” tutup Faiz. (zn)

  • Bagikan