KNKT Duga Pesawat Sriwijaya Air Meledak Setelah Menabrak Air

  • Bagikan
Foto serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 (Ist)

JAKARTA – Data yang dikumpulkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan, pesawat nahas dengan nomor registrasi PK-CLC tersebut pecah setelah membentur permukaan air laut.)

“Karena serpihannya mengumpul di satu titik, dengan lebar sekitar 100 meter dan panjang 300 meter. Sehingga bisa dikatakan bahwa pesawat saat menabrak air dalam kondisi utuh,”ungkap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono kepada SINDOnews di Jakarta Senin (11/1/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus mengumpulkan data apakah pesawat tersebut meledak setelah menghantam permukaan air laut. Menurut Soerjanto, akan berbeda jika pesawat meledak di udara.

Serpihan-serpihan pesawat akan berserakan di area yang lebih luas. Dari serpihan yang dikumpulkan, belum ada indikasi sesuatu yang tidak normal. Hancurnya pesawat karena benturan dengan air bukan meledak di udara.

“Kalau meledak di udara serpihannya bisa berserakan sepanjang dua kilometer,”ungkapnya. Data lainnya yang dikumpulkan KNKT yakni mesin pesawat yang berusia 26,7 tahun tersebut masih hidup di ketinggian 250 kaki (sekitar 76,2 meter) sehingga posisi pesawat masih bisa terdeteksi oleh radar. ‘’Termasuk oleh Flightradar24 yang bisa diakses oleh masyarakat. Apa yang terjadi setelah ketinggian 250 kaki, harus dianalisa dari black box nya, KNKT tidak bisa menduga-duga,”cetusnya.

Dengan masih menyalanya mesin di ketinggian 250 kaki tersebut, artinya, pesawat masih mampu mengirimkan sinyal karena mendapatkan pasokan listrik dari mesin yang menyala. Soerjanto menegaskan, KNKT terus mengumpulkan data untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 tersebut. Dia berharap masyarakat Indonesia memberikan doa agar proses evaluasi berjalan lancar. “Doa dari masyarakat untuk kelancaran semuanya,”pintanya. (SI/zn)

  • Bagikan