Lima Tangga Dan Level Kader Muhammadiyah

  • Bagikan
Amrizal, S.Si, M.Pd - Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara

MUHAMMADIYAH sebagai organisasi masyarakat Islam telah terbukti mampu memberikan sumbangsih yang besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia. Dengan senantiasa berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah, Muhammadiyah mampu melintas zaman dan berkembang pesat ke seluruh penjuru negeri.

Kader Muhammadiyah selalu bergerak dengan ikhlas dan berkeyakinan bahwa menjalankan amanah persyarikatan merupakan ladang amal. Dan keikhlasan itu menjadi salah satu ciri utama kader Muhammadiyah. Tentang kader Muhammadiyah, ada lima tangga dan level kader tersebut. Seperti di bawah ini.

Level pertama, Mujtahid Muhammadiyah. Ini adalah kader level tertinggi. Mujtahid Muhammadiyah adalah orang yang memang hidupnya menghidup hidupkan Muhammadiyah. Yang ada dalam fikiran adalah bagaimana memberikan yang terbaik bagi Muhammadiyah. Perbedaan kader Muhammadiyah dan bukan Muhammadiyah terletak pada perilakunya. Kalau kader Muhammadiyah membawa hartanya ke Muhammadiyah, sedangkan yang bukan kader Muhammadiyah, membawa harta Muhammadiyah ke rumahnya.

Level kedua, Muballigh Muhammadiyah. Ini adalah jenis kader yang dalam kehidupannya menjadi corong dan penyambung misi dakwah Muhammadiyah. Yang setiap gerak dan aktivitasnya senantiasa berupaya memperjuangkan serta mencerminkan sikap dan keteladanan Muhammadiyah.

Level ketiga, Muttabi’ Muhammadiyah. Ini merupakan kader yang memiliki keterbatasan kemampuan dalam menyampaikan misi dakwah Muhammadiyah. Namun dalam dirinya tertanam kuat pengamalan dan ajaran-ajaran Muhammadiyah. Dan dia memahami bahwa ajaran Muhammadiyah tersebut adalah yang terbaik baginya dalam menjalani kehidupan.

Level keempat, Muqallid Muhammadiyah. Ini semacam kader baru dan takhlik di Muhammadiyah. Memiliki keterbatasan pengetahuan terhadap ajaran Muhammadiyah, namun selalu konsisten mengikuti dan berupaya meningkatkan pengetahuan terhadap ajaran Muhammadiyah. Seperti seorang yang shalat tarawih sebelas rakaat. Ketika ditanya tentang dasar shalat sebelas rakaat tersebut, ia hanya mampu menjawab dengan mengatakan “menurut penjelasan ustadz itu”. Namun sejatinya level kader seperti ini masih dalam kategori bagus, sudah mengikuti namun belum sampai di level memahami inti ajaran Muhammadiyah.

Level kelima, Mufsid Muhammadiyah. Ini adalah level yang paling berbahaya. Orang Muhammadiyah akan tetapi kerjanya justru merusak Muhammadiyah dari dalam. Dia senantiasa menampilkan ciri dan karakter yang tidak sesuai dengan Muhammadiyah. Yang dalam makna sederhana, Muhammadiyah berarti mengikuti Muhammad. Namun tidak sedikitpun ia mencerminkan dan menjalankan ajaran Nabi Muhammad SAW.

  • Bagikan