Dirut Pertamina Diminta Usut Kelangkaan BBM di Padang Lawas, Sumut

  • Bagikan

MEDAN (LENSAKINI) – Ini informasi penting untuk Dirut Pertamina yang baru, Simon Aloysius Mantiri. Di Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumut, sudah hampir delapan bulan masyarakat kesulitan membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, yakni solar dan Pertalite.

“Kami menerima laporan warga Sibuhuan, Kabupaten Palas, Sumut kelangkaan BBM di SPBU,” jelas Direktut MATA Pelayanan Publik, Abyadi Siregar, Senin (4/11/2024).

Di Sibuhuan, ibukota Kabupaten Palas sendiri misalnya, ada dua SPBU, yakni SPBU Nomor 14227309 dan SPBU Nomor 14227349. Di dua SPBU itu, hampir setiap hari BBM langka.

“Setiap siang hari, pasti sudah terpasang plank pengumuman bahwa “SOLAR HABIS” atau “PERTALITE HABIS”. BBM baru tersedia dijual pada malam hari. Dan, pada malam seperti itu, yang antri membeli BBM adalah mobil pickup yang membawa jirigen,” jelas Abyadi Siregar.

Salah seorang warga Sibuhuan, Ahmad Rizki Hasibuan, membenarkan bahwa yang antri membeli BBM di SPBU setiap malam adalah mobil-mobil pickup yang membawa banyak jirigen untuk diisi BBM. “Sudah delapan bulan kondisi seperti ini kami rasakan,” kata Rizki.

Dalam situasi seperti ini, akhirnya masyarakat terpaksa membeli BBM secara ketengan di pinggir jalan. “Harga minyak ketengan ini sangat mahal. Mulai dari Rp 13.000/liter hingga Rp 15.000 per liter. Harga ini tentu sangat terlalu mahal bagi kami masyarakat,” kata Rizki.

Abyadi Siregar yang merupakan mantan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut dua periode itu menduga, kelangkaan BBM di SPBU di Kabupaten Palas tersebut, terjadi akibat permainan curang. Dan, Abyadi curiga permainan itu juga melibatkan oknum-oknum di Pertamina Regional-1.

“Kalau tidak melibatkan oknum-oknum Pertamina Regional-1, mana mungkin kondisi seperti itu terjadi hampir 8 bulan. Masa sih tidak ada monitoring pengawasan?,” tegas Abyadi.

Karena itu, Abyadi Siregar berharap agar kasus kelangkaan BBM ini segera menjadi perhatian Dirut Pertamina. Sebab, dampaknya telah meresahkan masyarakat.

“Saya menduga, kasus seperti ini juga terjadi di beberapa Kabupaten kota di Sumut. Karena pengisian BBM ke jirigen-jirigen dalam jumlah banyak, juga sering terlihat di kawasan Kabukatem Tapanuli Utara (Taput),” kata Abyadi.

  • Bagikan