DELISERDANG-Aksi Irsan Mulyadi, warga Jalan Tani Asli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, pantas dicontoh oleh yang lain. Sebab, dia menjadikan halaman rumahnya sebagai lokasi belajar daring dengan WiFi gratis terhadap siswa yang tidak mampu memiliki paket internet.
Ide itu tercetus, berawal dari melihat salahsatu pemberitaan seorang anak pergi dari rumahnya karena takut dimarahi orangtuanya, akibat kuota internet nya habis digunakan untuk belajar daring, atas dasar itulah, Mulyadi terinspirasi untuk mencari anak-anak yang ingin belajar menyelesaikan tugas sekolahnya, dengan difasilitasinya wifi gratis.
“Anak anak ini diwajibkan menggunakan masker, sebelum proses belajar dimulai, para anak anak juga diwajibkan mencuci tangan, dan meja, kursi disediakan dari sini” ujarnya.
Dengan suasana yang asri, anak anak pun terlihat serius belajar daring, seluruh anak anak yang pada umumnya warga sekitar ini juga terlihat bersemangat melaksanakan tugas dari para guru gurunya.
Rio Ferdinand yang duduk di kelas 7, SMP Negeri 40 Deliserdang, mengaku sangat terbantu sekali dengan adanya sedekah yang diberikan bang Irsan, pasalnya belajar daring dari sekolah dapat diselesaikan tanpa harus memikirkan beli paket internet.
“Bersyukur sekali, dan pemberian wifi gratis ini sangat membatu saya dalam proses belajar daring. Apalagi saat pandemi Covid-19, prekonomian orangtua saya juga semakin menipis, apalagi orangtua saya hanya sebagai kuli bangunan” ujar Rio saat belajar daring dihalaman rumah Irsan Mulyadi.
Hal senada juga diungkapkan Rifky Febriansah, siswa SMK Negeri di Kabupaten Deliserdang ini mengaku sangat terbantu dengan adanya inisiatif bang Irsab untuk memberikan WiFi gratis kepada dirinya dan kawan kawannya, karena kalau belajar dirumah, dirinya harus memikirkan untuk membeli paket internet, sementara uang jajan yang diberikan ibunya hanya Rp3.000 sehari.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan kebijakan belajar di rumah bagi pelajar hingga setingkat mahasiswa. Pembelajaran yang dikenal dengan sistem daring (online) mulai digeluti bagi semua siswa.
Penerapan kebijakan belajar melalui sistem daring mungkin tak menjadi masalah di area perkotaan karena dukungan infrastruktur telekomunikasinya seperti koneksi internet yang baik. Akan tetapi beda halnya dengan nasib para pelajar yang memiliki semangat belajar yang tinggi, namun, keterbatasan ekonomi menjadi kendala untuk pembelian paket internet, dan akhirnya tidak bisa mengikuti proses belajar daring. (zn)