PADANGSIDIMPUAN- Rektor Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel), Muhammad Darwis kembali mengukuhkan sebanyak 146 guru profesional pada acara pengukuhan guru profesional Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan angkatan ke-3 tahun 2023 di Padangsidimpuan, Senin (1/7/2024).
Dalam pidatonya Darwis menyampaikan apresiasi tinggi kepada para peserta yang sudah menunjukkan keseriusan selama mengikuti PPG dan menitipkan beberapa pesan yang hendaknya dicamkan alumnus PPG. Ia menjelaskan bahwa Permendikbud No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru telah mensyaratkan Guru meliputi empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
“Saudara-saudara harus mampu merubah paradigma lama kepada paradigma baru. Peserta didik tidak boleh lagi sebagai objek pembelajaran, tetapi peserta didik harus terlibat langsung. Saatnya saudara-saudara mengaktualisasikan merdeka belajar dan menjadikan peserta didik bahagia dalam belajar”, tegasnya.
Rektor juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan LLDIKTI Wilayah I yang telah mempercayakan UM Tapsel untuk mengelola PPG yang menurutnya merupakan sebuah kepercayaan yang tidak ternilai dan menyampaikan beberapa raihan prestasi kampus yang dipimpinnya baru-baru ini semisal memenangkan hibah dana Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM 2024) sekitar Rp. 740 juta, hibah akselerasi kurikulum untuk program studi Peternakan dan program studi Administrasi publik serta naiknya akreditasi program studi PGMI dan program studi Fisika yang semula baik menjadi baik sekali.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Wilayah XI, Oloan Nasution berharap ada perubahan terhadap para guru yang sudah menyandang gelar sebagai guru profesional. Ia menekankan bahwa guru tidak saja sebagai pelatih dan pengajar, tetapi juga pendidik yang akan mewariskan nilai.
“Saya menghimbau agar guru menjadikan profesi sebagai ibadah kepada Allah, agar ikhlas. Jika dijadikan sebagai kewajiban maka akan sangat membosankan bagi guru PPG yang kesehariannya bergelut dengan rutinitas”, terangnya.