SUMUT- Bank Indonesia (BI) menghimbau kepada masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) agar jeli melihat keaslian uang Rupiah kertas. Pasalnya, sejak Januari-September 2023, BI menemukan uang kertas Rupiah palsu beredar di Sumut sebanyak 1.977 lembar.
“Paling banyak pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Pasti pecahan Rupiah nominal besar yang dipalsukan, gak mungkin ada pecahan Rp1.000,” kata Kepala Perwakilan BI Sumut, IGP Wira Kusuma, Minggu (10/9/2023).
Wira mengimbau masyarakat, agar dapat memahami betul keaslian uang Rupiah dengan metode 3D, yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang. Sebab, uang lembaran kertas palsu memang kerap ditemukan. Dia menampik, keberadaan uang palsu bukan hanya muncul pada momen-momen tertentu, seperti suhu politik yang lagi memanas di saat ini.
“Tidak ada hubungannya. Uang palsu setiap bulan selalu ada muncul,” katanya dikutip dari salah satu media online.
Wira juga minta masyarakat supaya memperlakukan uang Rupiah dengan baik.
“Cinta, Bangga dan Paham Rupiah atau CBP,” imbuhnya.
Menurutnya, uang palsu lolos ke perbankan dan uang tersebut kemudian sampai ke BI.
“Di sinilah kami temukan uang palsu tersebut. Jumlahnya hampir merata tiap bulan,” beber Wira lagi.
Maka dari itu, lanjut Wira, dengan menerapkan metode 3D, sebenarnya masyarakat dapat dengan mudah membedakan yang asli dan yang palsu.
“Masyarakat tetap harus jeli. Dengan melihat dan meraba lalu menerawang saja, sebenarnya sudah bisa kelihatan,” jelasnya.
Disinggung terkait uang mutilasi yang viral di media sosial (medsos), Wira membeberkan bahwa masyarakat tetap harus bijak dalam bersosmed. Dia sendiri mengaku tidak paham apakah yang dimutilasi itu uang rupiah asli atau tidak. Wira berharap, kehebohan adanya penemuan uang mutilasi yang viral di medsos itu, tidak akan terjadi di Sumut.
“Kalau benar uang itu dimutilasi atau dipotong-potong, maka tindakan itu merupakan pidana kriminal dan bisa dihukum karena telah merusak uang Rupiah,” jelasnya.