MANDAILING NATAL – Kolang-kaling makanan dari buah pohon aren ini sangat banyak ditemui dipasar pasar tradisional apabila memasuki Bulan Ramadhan.
Berbagai macam olahan bisa dibuat jadi santapan disaat berbuka puasa, mulai dari kolak hingga manisan. Tak heran jika memasuki Bulan Ramadhan para pengerajian kolang kaling selalu dibanjiri permintaan, namun berbeda untuk tahun ini, permintaan kolang kaling menurun drastis.
Seperti halnya yang diungkapkan salah satu pengerajin kolang kaling Mirhan (37) pria asal Desa Sipapaga, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut) mengaku sepi akan permintaan kolang kaling.
“Untuk tahun ini sepi bang, jauh beda dengan sebelumnya yang banyak akan permintaan,” ungkap Mirhan, Minggu (25/4/2021). Apabila dibandingkan tahun sebelumnya, biasanya dua minggu sebelum memasuki bulan puasa sudah banyak permintaan kolang kaling baik dari lokal maupun luar daerah
“Kalau tahun lalu dua minggu sebelum puasa sudah banyak yang pesan, baik dari pedagang lokal, ada juga dari pulau jawa, dan dari Medan,” ungkapnya. Tak heran, saat ini penjualannya dalam seminggu hanya bisa mencapai 500 kg.
“Kalau tahun sebelumnya tiga ton setiap minggu, sekarang hanya 500 kg, itupun susah lakukanya,”tandas Mirhan. Dia mengaku sudah ada satu minggu tidak mengolah biji pohon aren tersebut. (zn)