MANDAILING NATAL- Pucuk rotan, atau yang akrab dengan nama pakkat, selalu jadi buaraun masyarakat Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut) di saat Ramadhan tiba.
Bagian masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal, berbuka puasa dengan Pakkat sudah menjadi tradisi dan keharusan. Tak heran, ratusan batang pakkat terjual setiap harinya selama Ramadhan.
Untuk bisa menikmati jenis makanan ini, cukup dengan dibakar dengan tempurung, kurang lebih selama 5 menit. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menikmati jenis makanan ini, tergantung selera masing-masing, namun biasanya masyarakat Madina menikmatinya dengan santapan gulai
“Biasanya disantap dengan gulai Asam podeh, gulai ikan mas, atau dengan cabai bawang,” ungkap Fitri Jum’at 16/4/2021. Dia mengatakan, jenis makanan yang satu ini selala jadi buruannya apabila Ramadhan tiba.
“Selalu dicari-cari, rasanya manisnya ada pahitnya, jadi enak buat lalapan,” katanya. Lain lagi pernyataan Rahmat (47) salah satu pedagang yang membuka lapak di Jalan lintas timur, Panyabungan.
Dijelaskannya, hampir disetiap Ramadhan ia berjualan pucuk rotan. “Tiap Ramadhan kita selalu jualan pucuk rotan ini,” katanya. Dalam sehari, Rahmat bisa menghabiskan 70 batang pucuk rotan untuk dijual, dengan harga yang berpariasi.
“Harganya untuk ukuran yang kecil Rp. 5000 sedangkan ukuran besar dua Rp 15.000,” katanya. Dikatakannya untuk mendapatkan pasokan pucuk rotan ini, biasa ia memesan di daerah Danau Siais, Kabupaten Tapanuli Selatan. “Barangnya kita pesan di daerah Danau Siais,” tutupnya. (zn)