“Tapanuli Selatan Diujung Tanduk”

  • Bagikan
Mantan Ketua PWI Tabagsel, Hairul Iman Hasibuan (Ist)

TANPA  terasa, dua priode kepemimpinan Syahrul M Pasaribu sebagai Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), akan segera berakhir atau tepatnya di Februari 2021.

Kondisi itu ditandai gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar  9 Desember 2020 mendatang. Dipastikan, dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tapsel akan berkompetisi di Pilkada serentak tersebut.

Calon Bupati/Wakil Bupati nomor urut 1 diisi pasangan Muhammaf Yusuf Siregar-Roby Agusman Harahap sedangkan diurut nomor 2 pasangan Dolly Putra Parlindungan Pasaribu dan Rasyid Assaf Dongoran.

Sepintas, tidak ada yang perlu dirisaukan akan pergantian sebuah kepemimpinan karena hal itu cepat atau lambat bakal terjadi.

Jika sudah menjabat 5 tahun, sesuai aturan perundang-undangan, haruslah kembali mengikuti kompitisi, andai berejeki bisa kembali memimpin 5 tahun kedepan, tepatnya dua priode seperti orang nomor 1 di Tapsel saat ini.

Pencapaian Syahrul M Pasaribu dalam menahkodai Tapsel terbilang cukup fantastis, sebutnya saja salah contohnya perkantoran Bupati Tapsel di Desa Kilang Papan Kecamatan Sipirok, yang dulunya hanya diisi pohon-pohon pinus dan semak belukar, kini sudah menjelma menjadi salah satu lokasi perkantoran terindah di Sumatera Utara.

Poto kantor Bupati Tapanuli Selatan, yang dibangun sejak Syahrul M Pasaribu menjadi Bupati. Pembangunan tersebut salah satu keberhasilan Syahrul memimpin daerah itu dalam dua periode (poto/Ist)

Bayangkan saja, dari Kantor Bupati yang bertengger diatas eks perbukitan itu, mata kita akan disajikan hamparan bukit barisan dan kebun raya yang sangat indah.

Belum lagi, taman bunga yang ditata indah dan masjid megah dengan arsitektur Arab-Eropa yang menyambut langkah kita, sesaat memasuki komplek perkantoran Bupati Tapsel.

Dibidang infrastruktur jalan dan jembatan, di lima tahun terakhir kepemimpinannya, mungkin akan sangat jarang kita melihat jalan yang berlobang, kalaupun ada, pasti statusnya jalan pusat atau provinsi.

Dimasa Syahrul, sejumlah pembukaan jalan, pelebaran, pengaspalan merupakan salah satu prioritas setiap tahunnya. Maka tak ayal sekarang, sektor parawisata Tapsel sangat menggeliat, karena adem dan lancarnya infrastruktur penunjang.

Penghargaan jangan ditanya jumlahnya, bayangkan saja, dimasa kepemimpinannya, Tapsel mampu meraih 6 kali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara berturut-turut. Artinya, sisi keuangan, Tapsel merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tata keuangan yang sangat bangus.

Hal diatas masih sekelumit keberhasilan kepemimpinannya, karena belum lagi bagaimana kemamampuan komunikasinya yang mampu menggerakkan dan mensinergikan berbagai lembaga atau wadah di Tapsel.

Memang, pastilah tidak bisa diberi angka 100 untuk penilaian kepemimpinannya, karena namanya manusia tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Maka wajar, kalau masih ada kelompok yang kurang puas selama 10 tahun kepemimpinan Syahrul M Pasaribu. Apalagi Syahrul tidak menang secara aklamasi seperti pemilihan ketua kelas, namun melalui kompetisi dalam pesta demokrasi lima tahunan.

Namun pastinya, Syahrul M Pasaribu sudah bisalah dikategorikan sukses dengan karya nyata yang ditunjukkan selama kepemimpinannya, meski sesungguhnya  butuh tiga hingga lima tahun lagi baginya untuk menyempurnakan visi-misinya menuju Tapsel yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera.

Namun, aturan perundang undangan tidak membolehkan pencalonan tiga priode berturut -turut, sehingga ia harus merelakan estafet kepemimpinan diserahkan kepada Bupati terpilih 9 Desember 2020 mendatang.

Akhir masa kepemimpinannya, tentu membuat nasib Tapsel berada “diujung tanduk”, karena belum tentu penerusnya bakal mampu melanjutkan akselerasi pembangunan Tapsel.

Maka tentu beralasan, jika demi masa depan Tapsel, pasangan Cabup Wacabup terpilih “idealnya”, haruslah figur yang mampu berkomunikasi dan bersinergi dengan Syahrul M Pasaribu, sehingga meski tidak lagi menjabat, kontribusi pemikiran dan kemampuan lobingnya masih tetap bisa dimanfaatkan demi kelanjutan pembangunan Tapsel ke arah yang lebih baik.

Menurut mantan Ketua Satma PP Tapsel Ibrahimsyah Nasution, Pilkada Tapsel 2020 ini, merupakan pertaruhan maju mundurnya pembangunan daerah ini.

” Ini cukup riskan, ditengah akselerasi pembangunan Tapsel 10 tahun terakhir, Pilotnya harus berganti karena masa jabatan akan berakhir, maka jika masyarakat sampai salah pilih penerusnya, bisa jalan ditempat atau bahkan mengalami kemunduran daerah ini, “ujar mantan Ketua PMII Cabang P.Sidimpuan ini kepada lensakini.com di Kota Padangsidimpuan, Minggu (27/9).

Hal senada dikatakan aktivis mahasiswa Tapsel Ranto Bangun Harahap yang merupakan putra asli Angkola Timur Tapsel.

” Buka mata dan telinga kita, tanya hati nurani, lihatlah nyatanya akselerasi pembangunan Tapsel dibeberapa tahun terakhir ini, jika tidak ingin kedepan pembangunan mundur (stagnan), percayakanlah nahkoda Tapsel ini kepada sosok yang bersinergi dengan pemimpin Tapsel saat ini, agar pembangunan terus berlanjut, “imbuh Pengurus Besar (PB) HMI itu.

Bukti nyata akselerasi pembangunan melalui tangan dingin Syahrul M Pasaribu sudah dilihat, sekarang saatnya masyarakat memilih siapa yang layak meneruskan estafet kepemimpinan ini.

“Tapsel diujung tanduk”, bisa berakhir negatif namun bisa berujung positif buat masa depan Tapsel, keputusan itu akhirnya ada ditangan masyarakat Desember 2020 mendatang.  “Jadilah pemilih cerdas”.

PENULIS MANTAN KETUA PWI TABAGSEL, HAIRUL IMAN HASIBUAN

 

  • Bagikan