TAPANULI SELATAN-Tiga korban tanah longsor yang terjadi di lokasi proyek pembangunan PLTA Batangtoru yang telah ditemukan hingga saat ini belum diketahui identitasnya. Namun, 3 jenazah tersebut sudah berada di ruang jenasah RSUD Sipirok.
Informasi yang dihimpun, ke 3 jenasah tersebut 2 diantaranya merupakan anak-anak dan 1 orang dewasa. Dimana, seorang anak berjenis kelamin lelaki yang berusia 5 tahun, dan seorang anak berjenis kelamin perempuan berusia 8 tahun, serta orang dewasa yang berjenis kelamin perempuan berkisar berusia 30 tahun.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari petugas terkait identktas jenasah yang ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, Communication & External Affairs Director North Sumatera Hydro Energy, Firman Taufick mengatakan, kejadian bermula saat karyawan K3 Sinohydro bernama Dolan Sitompul menemani 2 orang karyawan Sinohydro, yakni Long Quan dan Xie sekitar pukul 18.10 WIB.
Mereka mengendarai sebuah mobil proyek double cabin untuk mengecek dan mendokumentasikan terjadinya banjir lumpur setinggi 50 Cm yang terjadi pada pukul 16.30 WIB di jalan R17 K4+100 Bridge 6, karena hujan lebat yang mengguyur lokasi sejak siang hari.
“Pihak Sinohydro mencurigai banjir lumpur di lokasi ini akan menyebabkan longsor pihak mereka perlu mengecek agar dapat menyiapkan alat berat untuk mengatasinya,” kata Firman dalam keterangan resminya Jumat (30/4) pagi.
Lebih lanjut dia mengatakan, setelah pengecekan dan mengambil dokumentasi sekitar pukul 18.20 WIB terjadi longsor yang langsung menimpa dan menggulung para karyawan Sinohydro tersebut. Namun Xie yang sempat melihat adanya longsoran berhasil meloncat keluar dari mobil dan lari menyelamatkan diri.
“Sementara rekannya, Long Quan dan Dolan Sitompul tergulung tanah longsor. Longsoran tanah itu terus meluncur dan menyapu sebuah kedai kopi milik Anius Waruwu yang tepat berada di bawahnya,” papar Firman.
Kata dia, saat ini tim teknis lapangan sedang menelusuri korban longsor yang berada di dalam kedai milik keluarga Anius.