Karo-Nilai kerugian materi yang di derita petani Kabupaten Karo di empat kecamatan akibat tebaran material debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung tanggal 8 Agustus 2020 lalu, mencapai Rp. 41,8 miliar lebih. Sebanyak 23 komoditi hortikultura diatas areal 1.483 hektar mengalami kerusakan ringan, sedang, dan parah.
Data diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Rabu (12/8/2020), dari empat kecamatan yang mengalami dampak tebaran debu vulkanik erupsi Sinabung terhadap produk hortikultura, diantaranya adalah Kecamatan Naman Teran, Merdeka, Dolat Rayat, dan Berastagi.
Hitungan lapangan yang dilakukan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Karo mencapai nilai total Rp. 41.880.542.500,-. Adapun rincian kerugian yang dialami petani perkomoditinya adalah sebagai berikut :
Cabai Merah mengalami rusak ringan 191 hektar, sedang 10 hektar, dan rusak berat 69 hektar (total 270 hektar), dengan jumlah nilai kerugian Rp. 12.811.000.000,-
Tomat mengalami rusak ringan seluas 113 hektar, sedang 4 hektar, dan rusak berat 40 hektar (total 155,5 hektar), dengan jumlah nilai kerugian mencapai Rp. 10.943.750.000.
Kentang mengalami rusak ringan 174 hektar, sedang 8 hektar, dan rusak berat seluas 76 hektar (total 258 hektar), dengan nilai kerugian Rp. 9.192.200.000.
Kubis (kol) mengalami rusak ringan 118 hektar, sedang 2 hektar, dan rusak berat seluas 68 hektar (total 188 hektar) dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.589.400.000.
Kol Bunga mengalami rusak ringan 108 hektar, sedang 4 hektar, dan rusak berat seluas 53 hektar(total 165 hektar) dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.258.850.000.
Petsai mengalami rusak ringan 107 hektar, sedang 4 hektar, dan rusak berat seluas 64 hektar (total 175,5 hektar) dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.249.125.000.
Buncis mengalami rusak ringan 5,5 hektar, sedang 0 , dan rusak berat seluas 25 hektar (total 30,5 hektar) dengan jumlah kerugian mencapai Rp.905.000.000.
Cabe Rawit mengalami rusak ringan 36 hektar, ringan 0, dan rusak berat seluas 9 hektar (total 45 hektar) dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.265.400.000.
Ubi jalar hanya mengalami rusak berat seluas 4 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 76.000.000.
Sementara 12 komoditi yang hanya mengalami kerusakan ringan diantaranya adalah : Bawang daun seluas 51,5 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp.1.236.000.000.
Seledri 26 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 487.500.000,- . Terong 4 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 24.500.000,-. Selada 6,6 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 20.312.500.
Lobak 3,5 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp.16.380.000,-. Arcis (kapri) 2 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 50.000.000,-. Krisan 3 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp.112.500.000.
Jeruk 12,5 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 312.500.000,-. Brokoli 10 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 42.000.500.
Selada air 5 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 15.625.000,-. Jipang 3 hektar dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 7.500.000,- dan Strawberri dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 260.000.000.
“Usulan bantuan pestisida, pupuk, benih, blower, dan cultivator terhadap petani terdampak, akan kita ajukan melalui BPPB untuk selanjutnya diteruskan ke Pemerintah Pusat. Kiranya terealisasi untuk meringankan beban,”kata Kadis Pertanian Kabupaten Karo, Metehsa Karo-Karo.
Terkait penambahan areal yang mengalami kerusakan pasca erupsi, Senin (10/8/2020) kemarin, sesuai keterangan Kadis Pertanian pihaknya masih melakukan pendataan lapangan lanjutannya. (zn)