PADANGLAWAS UTARA-Tangis kesakitan Ali Torang Siregar, bayi berusia 1 bulan asal Desa Rondaman Jae, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Sumatera Utara (Sumut), langsung terdengar dari salah satu ruangan di RSUD Aek Haruaya, Gunungtua.
Perut membengkak, sedangkan kain kasa masih terlihat membungkus tali pusarnya. Anak ketiga dari pasangan suami istri Akbar Siregar dan Maswani Harahap tergolong keluarga yang tidak mampu. Bagaimana tidak, ayahnya, Akbar Siregar, bekerja sebagai pendodos sawit, sedangkan ibunya tidak punya pekerjaan yang tetap.
Bersama orangtua dan dua orang saudara kandungnya, Ali Torang tinggal di gubuk. Sebab, rumah tersebut hanya berukuran panjang 3 meter dan lebar 3 meter. Dinding rumah mereka terbuat dari bambu yang sudah lapuk. Tidak memiliki kamar mandi. Ironisnya, dapur dari rumah itu berada di luar.
Tak jarang, apabila hujan, rumah Torang Siregar masuk air. Sebab, banyak dinding rumah itu yang sudah bocor karena termakan usia. “Kondisinya Torang Siregar semakin memprihatinkan, karena perut dan pusarnya semakin bengkak,”ujar Pantas Siregar, salah seorang keluarga dekat bayi malang itu kepada LENSAKINI.
Diakuinya, saat ini kedua orangtua Torang sedang membutuhkan uang untuk biaya pengobatan.”Pendapatan ayah Torang hanya Rp1 juta/bulan, untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari saja sudah kurang, belum lagi biaya perobatan Torang,”imbuhnya.
Perasaan kedua orangtuanya semakin hancur ketika mendengaar saran dari pihak rumah sakit bahwa Torang harus dibawa ke Medan. Pasalnya, mereka tidak memiliki uang untuk memenuhi biaya pengobatan dan hidup selama di Medan. (zn)