Jakarta – Pada tahun 2024, Indonesia menghadapi tantangan berat dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan yang berpengalaman, mengungkapkan proyeksi yang mengkhawatirkan tentang defisit APBN tahun ini. Dalam laporan kepada Badan Anggaran DPR, Sri Mulyani memaparkan bahwa defisit APBN mencapai angka rekor tertinggi yang pernah tercatat.
Pada akhir semester pertama 2024, defisit APBN sudah mencapai Rp 77,3 triliun atau sekitar 0,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini merupakan perubahan signifikan dari kondisi tahun sebelumnya, di mana pada semester yang sama tahun lalu masih tercatat surplus sebesar Rp 152,3 triliun.
Penyebab utama dari defisit ini adalah gabungan antara penurunan penerimaan negara sebesar Rp 1.320,7 triliun dan total belanja negara yang mencapai Rp 1.398 triliun.
Sementara proyeksi ke depan menunjukkan bahwa penerimaan negara diperkirakan akan mencapai Rp 2.802,5 triliun, belanja negara diproyeksikan lebih tinggi lagi, yaitu sebesar Rp 3.412,2 triliun.
Dengan demikian, Kementerian Keuangan memperkirakan defisit APBN tahun 2024 akan mencapai Rp 609,7 triliun atau sekitar 2,7% dari PDB.