Asran “Juru Parkir Ngesot” Yang Rajin Puasa Dan Tak Mau Mengemis 

  • Bagikan
Meski teralahir cacat, namun, tidak mengurangi niat Asran Hasibuan (55), warga Jalan SM Raja, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut) untuk menjalani ibadah puasa setiap harinya.

PADANGSIDIMPUAN-Meski terlahir cacat, namun, tidak mengurangi niat  Asran Hasibuan (55), warga Jalan SM Raja, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut) untuk menjalani ibadah puasa setiap harinya.

Pagi itu, Jumat (08/05/2020) seperti biasa, Asran bersiap-siap untuk pergi kerja sebagai juru parkir di Jalan M Thamrin Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan.  Tidak tanggung-tanggung, wilayah parkir yang dia urus setiap harinya mencapai ratusan meter.

Advertisement

Hujan, panas, tidak menyurutkan semangat pria anak satu itu untuk bekerja sebagai juru parkir. Mengeluh pantang baginya. Meski harus merangkak untuk mengatur parkir, namun tidak pernah mengemis atau meminta-minta. Dari Kecil, Asran sudah ditanamkan kepribadian agar tidak meminta-minta.

Puluhan bahkan ratusan kendaraan roda empat dan dua singgah di lokasi parkirnya. Sembari merangkak,  laki-laki anak satu mengatur parkir dan arus lalu lintas yang ada di kawasan Jalan Thamrin, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan. Tidak heran, Asran sudah dikenal oleh masyarakat yang ada di sekitar lokasi itu.  Ternyata, cacat yang dialaminya menjadikan keuntungan tersendiri bagi Asran.

 

Setiap pengendara yang parkir selalu memberikan uang lebih dari tarif biasanya. Masyarakat prihatin dan kagum dengan perjuangan hidup Asran seorang penyandang cacat lumpuh itu. Anehnya, meski tidak bisa berbicara, namun komunikasi dengan keluarga tetap lancar, karena Asran memiliki telepon seluler.

Selain bertanggung-jawab untuk mengatur parkir, Asran juga mempunyai tanggung-jawab yang besar untuk menghidupi istri dan anaknya. Bahkan, dia tidak pernah meminta bantuan untuk menikahi istrinya. Uang hasil dari juru parkir dipergunakannya untuk melamar istrinya. Setiap hari Asran harus mendapatkan uang Rp50.000 untuk menghidupi keluarganya.

“Tanggung jawab kerjanya sebagai juru parkir sangat tinggi, meski dia lumpuh dan tidak bisa bicara. dia tidak kenal lelah dalam mengatur parkir, padahal lokasi parkirnya sangat luas,”ungkap Khairul Alamsyah (60), salah seorang rekan Asran ketika ditemui kemarin.

Asran sudah dikenalnya sejak belasan tahun yang lalu. Saat itu, Asran duduk-duduk di pinggir jalan yang saat ini menjadi lokasi parkirnya. Setiap hari, Asran mendapatkan Rp85.000 dari hasil parkir. Ketika pulang, dia kerap membawa keluarga sayur atau bahan untuk masakan di dapur.  (zn)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
  • Bagikan