TAPANULI SELATAN-Desa Aek Uncim, satu perkampungan kecil yang terletak di Kecamatan Tano Tombangan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Untuk sampai ke desa tersebut harus menempuh perjalanan lebih kurang 2 jam dari ibukota Kabupaten Tapsel, Sipirok, sedangkan dari Kota Padangsidimpuan hanya 1 jam perjalanan dengan menaiki kendaraan roda dua dan empat.
Di desa tersebut, masyarakat banyak yang menganut agama Kristen dan Islam. Namun, perbedaan itu tidak menjadikan mereka untuk terpecahbelah. Bahkan, perbedaan tersebut semakin menjadikan mereka memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
Sejumlah tokoh adat baik yang beragama Islam maupun Nasrani, silih berganti menjelaskan bahwa di desa tersebut kerukunan antar umat masih terjaga sejak turun temurun.
Saat pesta pernikahan misalnya, masyarakat di desa itu akan berkumpul dan memasak secara bersama-sama. Tak ada perbedaan yang akan dimasak, semua satu tempat baik yang beragama Islam maupun Kristen.”Tak ada perbedaan. Ketika ada pesta semuanya membaur tanpa ada perbedaan,”tuturnya.
Tak heran, desa tersebut ditetapkan menjadi Kampung Pancasila. Dandim 0212/TS, Letkol Inf Rooy Chandra Sihombing mengungkapkan, Desa Pancasila tersebut merupakan program dari Kasat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Tujuan pembentukan Kampung Pancasila untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila sampai ke anak cucu sehingga tidak pudar.”Tujuannya agar Pancasila itu tetap terjaga sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri,”tuturnya.
Dikatakan Dandim, saat ini di Tapsel sudah ada dua Kampung Pancasila. Diharapkan ke depannya, Kampung Pancasila akan semakin banyak.”Semakin banyak kampung Pancasila, maka akan semakin terjaga nilai Pancasila,”tandasnya.
Sementara itu, Bupati Tapsel, Dolly P Pasaribu mengungkapkan, Pancasila merupakan ideologi yang tidak bisa digantikan lagi di Indonesia dan Tapsel. Dia mengapresasi program Kampung Pancasila yang digagas oleh TNI AD.
“Kriteria untuk Kampung Pancasila sudah jelas, dan ke depannya harus diberikan kurikulum,”tuturnya. Menurutnya, ideologi yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia harus ditangkal sejak dini.
(zn)