PADANGSIDIMPUAN- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (Syahada) Padangsidimpuan menggelar aksi unjukrasa di halamam Biro UIN Syahada Padangsidimpuan di Jalan T Rizal Nurdin Padangsidimpuan.
Informasi yang dihimpun, puluhan massa aksi mendatangi halaman Biro UIN Syahada sekira pukul 14.20 WIB Selasa (8/8/2023). Kedatangan para pengunjuk rasa merupakan imbas dari kekecewaan atas hasil Pemira Sema Dema UIN Syahada Tahun 2023 yang baru saja dilantik.
Massa aksi unjukrasa menuntut, Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan untuk meninjau kembali Pelantikan Sema Dema tahun 2023. Kemudian, Rektor UIN Syahada Padangsidimpuan dituntut untuk netral dan mengesahkan hasil keputusan oleh Panitia Pemira yang sesuai dengan landasan yang jelas.
Aprinal Anwar dalam orasinya mengaku, kecewa kepada pimpinan Universitas yang seharusnya menjadi pihak penengah dan berlaku adil dalam mengesahkan kepengurusan pada pesta demokrasi mahasiswa tersebut.
“Pimpinan kampus harus adil dalam menyikapi hal ini. Bukan malah melakukan keberpihakan dan bahkan mengesahkan kepengurusan yang bukan dari hasil keputusan yang dikeluarkan oleh Panitia Pemira Sema Dema-U tahun 2023,” ujarnya.
Riski Nanda, orator massa aksi juga menyampaikan sangat menyayangkan dari setiap tuntutan yang tidak direspon baik oleh Pimpinan. Seolah-olah, lanjut Riski, para pimpinan tutup mata atas semua permasalahan yang terjadi.
“Pimpinan harus Independen dalam Pemira ini, sebab Pemira adalah bentuk Demokrasi Mahasiswa di kampus kita. Sudah jelas keputusan yang sah adalah dari panitia malah sebaliknya mengesahkan yang bukan dari dari keputusan Panitia. Dan jika tuntutan kami tidak ditanggapi, kami akan terus mengusut tuntas hingga permasalahan ini selesai,” kata mahasiswa tersebut.
Sementara itu, Ketika Perwakilan Universitas Islam Negeri Syahada Padangsidimpuan mendatangi massa yang sedang menggelar demo dan mengajak para mahasiswa untuk melakukan dialog di dalam ruangan. Namun, peserta demo memilih untuk terus melanjutkan aksi tersebut.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Kerjasama Ikhwanuddin Harahap mengatakan, pihaknya telah menerima dua berkas hasil pemira dari panitia. Namun, setelah diteliti dan mempertimbangkan bahwa yang mengikuti tata tertib adalah calon yang dilantik.
“Salah satu laporan yang disampaikan panitia yang lain kita anggap cacat secara hukum dalam membuat pelaksanaan laporan diluar jadwal tatib yang dilakukan. Maka secara aturan Pelantikan tidak mungkin ditinjau ulang tentang pelantikan itu karena kita anggap sah, kita sudah mempertimbahkan itu bukan memihak kepada siapapun tapi berdasarkan laporan berkas yang disampaikan kepada kita,” ujar Ikhwanuddin Harahap.
Setelah ditanggapi pihak Universitas massa aksi membubarkan diri dengan tertib.