Dolly-Rasyid dan Makna Sumpah Pemuda di Tapanuli Selatan

  • Bagikan

EUPHORIA Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Tahun 2020 ini turut dirasakan di “Bumi Dalihan Natolu” Kabupaten Tapanuli Selatan.

Hal ini sudah barang tentu menuntut peran aktif Barisan Anak2 Muda (baca : Generasi Milenial) yang ada di dalamnya, baik turut menjaga kondusifitas seluruh tahapan pelaksanaan Pemilukada itu sendiri, maupun ikut serta menggunakan hak pilih pada 9 Desember 2020 mendatang.

Indra Syahbi Marpaung salah seorang Tokoh Pemuda Kecamatan Angkola Muaratais bahwa keterpanggilan “Kaum Muda” dalam percaturan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan keniscayaan.

Hadirnya Anak Muda pada kancah politik saat ini seolah merewind kembali sejarah kebangsaan. Sebab, NKRI terus bergerak melalui proses panjangnya. Mulai dari masa perjuangan merebut Kemerdekaan sampai dengan Era Reformasi saat ini, aneka bentuk pergerakan Kaum Muda telah terbukti turut mewarnai rentangan sejarah.

Peranan Anak2 Muda khususnya yang berafiliasi dalam kelembagaan Mahasiswa saat itu sangat luar biasa. Sehingga jika diurai, tidak ada momen politik yang besar tanpa anak muda di dalamnya.

Pada konteks Pembangunan Nasional & Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan misalnya, Indra mengatakan : “Barisan Anak Muda sudah saatnya melakukan hal-hal positif terkait pengembangan diri sekaligus berkontribusi terhadap Pembangunan Nasional & Pembangunan Daerahnya.

Wadah-wadah Organisasi Kepemudaan idealnya tidak hanya sebagai tempat berkumpul, melainkan juga dapat berfungsi sebagai wadah silaturrahim, pemersatu asa & karsa melalui karya-karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat di daerahnya.

Organisasi Kepemudaan harus menjadi laboratorium pengkaderan Anak2 Muda, sebagai forum sharing pendapat terhadap hal2 krusial di masyarakat, tempat memupuk rasa kepedulian (sense of belong) & saluran inovasi yang bersifat membangun serta bersinergi dengan Pemerintah setempat dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerahnya.

Indra menyesalkan jika masih ada Organisasi Kepemudaan hanya menjadi “sarana” Pimpinan Organisasi untuk (ma’af) “menjilat ke atas” dan “ajang tebar pesona” semata.

Terlebih, hal ini diperparah dengan menekan junior untuk memenuhi “hasrat oknum-oknum” tertentu dalam Organisasi, menebar fitnah bilamana terdapat ketidaksefahaman serta manajemen organisasi yang tidak “mumpuni” dan jauh dari nuansa demokrasi.

Padahal, sambung Indra : “Sudah barang tentu semangat Sumpah Pemuda jika dimaknai utuh adalah memupuk kebersamaan dan Nasionalisme, menggelorakan toleransi dalam kemajemukan serta semangat membela Tanah Air & membangun Bangsa.”

Indra merupakan Anak Muda yang energik, senantiasa optimis & tergolong memiliki idealisme kuat. Saat ini dia sedang menyelesaikan skripsi pada FE-UGN Padangsidimpuan.

LENSAKINI menyambanginya di “Warung Kompak” yang dikelolanya bersama Anak2 Muda Kecamatan Angkola Muaratais rekan2 seperjuangannya.

Sembari menikmati kopi hitam, Indra turut mengakui betapa Bupati Tapanuli Selatan H. Syahrul M. Pasaribu, SH memiliki perhatian yang sangat tinggi untuk kemajuan wilayah ini.

Mulai dari penerbitan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 1 Tahun 2017 tentang : Pembentukan Kecamatan Angkola Muaratais, mengukuhkannya sebagai Kecamatan yang ke- 15 di Kabupaten Tapanuli Selatan bersama Gubernur Sumatera Utara saat itu pada tanggal 7 Agustus 2018, turut mengupayakan penerbitan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2019 yang memuat pengesahan pembentukan Kecamatan Angkola Muaratais sampai kepada turut memplotkan APBD Kabupaten Tapanuli Selatan pada Kecamatan “muda belia” ini.

Sehingga, legalitas formal Angkola Muaratais sebagai sebuah Kecamatan telah terpenuhi.

Sederet pertanyaan yang timbul kemudian adalah : Apakah semangat pemekaran Kecamatan Angkola Muaratais hanya cukup sampai legalitas formal saja ? Apakah semangat membangun kewilayahan hanya menjadi tanggung jawab Pihak Pemerintahan semata ?

Sambil mengaduk kopi hitam kegemarannya, Indra mengatakan : “Saya atas nama lapisan masyarakat Kecamatan Angkola Muaratais, utamanya Barisan Anak-anak Muda di Kecamatan ini mengucapkan terima kasih & memberikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan di bawah kepemimpinan Bapak H. Syahrul M. Pasaribu, SH serta Pihak-pihak yang terlibat dalam pemekaran Kecamatan ini.

Sekalipun baru berusia 2 Tahun lebih 2 Bulan, akan tetapi banyak terobosan2 perubahan yang telah dilakukan Kaum Muda bersama stakeholder Kecamatan, diantaranya turut mendukung pembentukan Organisasi2 Kemasyarakatan & Kepemudaan Kecamatan sebagai instrumen stakeholder & mitra Pemerintah Kecamatan, turut merumuskan usulan2 terkait eksistensi Kepemudaan pada setiap Desa/Kelurahan melalui Musrenbangdes./Kelurahan, menghadiri Musrenbang Kecamatan & proaktif dalam berbagai kegiatan Kecamatan.”

Indra juga menyampaikan Barisan Anak2 Muda sangat mendukung Kecamatan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat & IT seperti yang telah dicanangkan Camat Angkola Muaratais bersama para Kepala Desa, Lurah & OKP lainnya pada malam pergantian Tahun kemarin.

Seolah turut mengamini rencana Program Pemerintah Kecamatan tersebut, Indra mengatakan : “Esensial dari Program Pemberdayaan Masyarakat yaitu mendorong lahirnya sentra2 Perekonomian Desa/Kelurahan sesuai potensi kewilayahan yang dimilikinya. Hal ini bisa saja menjadikan Sektor2 seperti : Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Pengolahan/Industri Perumahan (Home Industry) menjadi leading sektor-nya.

Sehingga nantinya, akan terbentuk one village one product pada setiap Desa/Kelurahan. Inilah wujud Membangun dari Pinggiran sebagaimana Nawacita Presiden RI. Apalagi Pemerintah Pusat sudah mengalokasikan Dana Desa & Dana Kelurahan yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal menuju Desa/Kelurahan Mandiri.”

Selanjutnya, Indra menambahkan : “Adapun IT Desa/Kelurahan dapat berfungsi sebagai jendela informasi Desa/Kelurahan yang mendeskripsikan Biografi atau Legenda Desa termasuk juga sebagai Media Promosi Potensi sekaligus Market Online bagi Desa/Kelurahan bersangkutan.”

Korelasi pemikiran Indra & Camat Angkola Muaratais terkait pentingnya kedua hal ini dimulai sekaligus dikembangkan di Tapanuli Selatan, maka Indra & rekan-rekan Barisan Anak2 Muda saat kami jumpai menyatakan dukungan penuh kepada Kecamatan Angkola Muaratais menjadi Pilot Project Program Pemberdayaan Masyarakat & IT di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Indra dengan bangga mempromosikan & “memaksa” Awak Media menyicipi Nasi Goreng Khusus ala “Warung Kompak” binaannya bersama rekan-rekannya.

Akhirnya, kamipun memberi nilai 98 untuk aroma & rasa bumbu racikan Anak2 Muda hebat yang sedang berdikari ini. Sambil mencicipi Nasi Goreng Khusus, kami melanjutkan perbincangan seputar Tahapan Pemilukada Kabupaten Tapanuli Selatan saat ini. Indra mengungkapkan : “Saya merasa kecewa karena masih ada sekelompok “orang-orang bodoh” yang sedang melakukan pembodohan kepada masyarakat.

Padahal, usia Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri hampir 70 Tahun. Seharusnya, kita sudah sama2 dewasa dalam berfikir & bertindak.” Awak Media penasaran dengan ungkapan Indra tersebut dan meminta dia lebih menjelaskannya lagi.

Sambung Indra : “Bayangkan, dijaman now masih ada yang meniup-niupkankan issue dinasty kekuasaan dikarenakan Dolly Putera Parlindungan Pasaribu yang merupakan keponakan kandung Bupati Tapanuli Selatan saat ini Bapak H. Syahrul M. Pasaribu ikut sebagai Calon Bupati.

Makanya, saya & Barisan Anak-anak Muda Kecamatan Angkola Muaratais menolak keras upaya Pihak2 tidak bertanggung jawab melakukan pembodohan ini, karena hal ini tidak bisa dibiarkan & harus dilawan.

Kita boleh tinggal di Kampung, tapi jangan berfikir kampungan. Istilah dinasty membawa kita kembali ke zaman kerajaan Era Prasejarah atau Era Prakemerdekaan dahulu. Padahal, dalam iklim demokrasi Era Reformasi saat ini semboyan Pemilu pada semua tingkatannya telah diatur dalam Undang-undang Nomor : 39 Tahun 1999 tentang : HAM yang mengatur Hak Pilih seperti pada Pasal 43 : “Setiap Warga Negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam Pemilihan Umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan Peraturan/Perundang-undangan.”

Telaah Indra tersebut pantas dibenarkan, mengingat perbedaan Pilihan pada setiap Pemilu acap sekali membuat sebagian orang menjadi hilang etika & adabnya.

Hasat & hasut seolah-olah melaju kencang bersama “Black Campaign”, sehingga budaya “Dalihan Natolu” menjadi luntur & tidak dapat menjamin terpeliharanya kerukunan bermasyarakat.

Indra berharap objektifitas dalam memilih harus ditumbuhkembangkan & terus disosialisasikan. Oleh karenanya, Barisan Anak-anak Muda siap menjadi pionir untuk mengawal para Pemilih Cerdas & memelihara kerukunan bermasyarakat.

Seperti telah diketahui pada pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2020 ini Dolly Putra Parlindungan Pasaribu berpasangan dengan Rasyid Assaf Dongoran dengan Nomor Urut 02.

Indra seolah telah memahami betul Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati ini, khususnya Keluarga Besar Dolly Putra Parlindungan Pasaribu. Terkait hal ini, Indra menegaskan : “Dolly-Rasyid adalah Kita.

Semboyan ini sangat pantas diberikan kepada mereka berdua karena selain keduanya masih berusia relatif muda, pintar & merupakan keturunan ‘kaluarga nadenggan” (keluarga baik2 & sukses), beliau berdua juga memiliki rekam jejak yang baik.

Ayahnya Bang Dolly yaitu Bapak Drs. H. Panusunan Pasaribu adalah mantan Bupati Tapanuli Tengah & saat ini menjadi Ketua Wali Amanat USU, Uwak beliau Bapak Bomer Pasaribu saat ini Duta Besar RI untuk Denmark & pernah menjabat beberapa posisi Menteri Era Suharto. Uda beliau Bapak H. Syahrul M. Pasaribu, SH saat ini masih menjabat Bupati Tapanuli Selatan 2 periode & telah teruji kepemimpinannya melalui capaian banyak prestasi termasuk 6 kali berturut-turut menghantarkan Tapanuli Selatan memperoleh WTP Non Paragraf dari BPK RI.

Padahal sama kita ketahui saat periode awal Bapak Syahrul Pasaribu sebagai Bupati Tapanuli Selatan, Kabupaten kita ini hanya memiliki APBD sebesar Rp miliar bahkan include di dalamnya Defisit Anggaran sebesar Rp 97 miliar.

Hal yang membanggakan kemudian adalah diakhir Periode Kedua beliau sebagai Bupati Tapanuli Selatan, pundi APBD kita telah bertambah 300%, yaitu sebesar 1,6 Triliun. Selanjutnya, Uda Bang Dolly yaitu Bapak H. Gus Irawan Pasaribu, SE saat ini menjabat Anggota DPR RI 2 periode & sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bank Sumut beberapa periode.

Banyak Program2 Pusat diluncurkan beliau di Kabupaten Tapanuli Selatan, seperti : PLTA Simaboru & PLTMH Sipirok. Andai melihat struktur keluarga Bang Dolly ini, saya jadi teringat kata pepatah Batak : “Nada sadia dao madabu jambu sian bonana” (bahwa : buah jambu jatuh tidak jauh dari pohonnya).”

Terkait visi & misi Pasangan 02 Dolly-Rasyid ini, Indra mengatakan : “Dolly-Rasyid sama2 ingin mengembangkan Program Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Mengingat, banyak potensi kewilayahan yang dapat dikembangkan. Terbukti di banyak Daerah & Negara, intensitas yang tinggi terhadap pengelolaan Program Pemberdayaan Masyarakat berbasis potensi kewilayahan serta pemanfaatan terpola terhadap SDA telah meningkatkan income perkapita masyarakat setempat sekaligus meminimalsir jumlah pengangguran (Bonus Demografi).

Saya & Barisan Anak2 Muda meyakini sepenuhnya Dolly-Rasyid sama2 memiliki pengalaman & kapabilitas untuk itu. Dolly-Rasyid adalah Pemuda yang siap bersumbangsih terhadap kemajuan daerahnya untuk melanjutkan Kabupaten Tapanuli Selatan yang Sehat, Cerdas & Sejahtera.

Inilah makna Sumpah Pemuda di Era Milenial saat ini & Dolly-Rasyid adalah Kita.”

Tidak terasa perbincangan kami berakhir saat terdengar bacaan Al Qur’an pada Mesjid Kelurahan Bintuju yang menandakan tibanya waktu Sholat Maghrib.

Sebelum berpisah Indra berpesan : “Ayo warga masyarakat Kecamatan Angkola Muaratais khususnya & Kabupaten Tapanuli Selatan pada umumnya, terlebih Barisan Anak2 Muda agar bersama2 kita sukseskan Pemilukada Tahun 2020 secara aman & kondusif. Hadirlah di TPS masing2 untuk menggunakan Hak Pilih & jangan Golput.” (zn)

  • Bagikan