JAKARTA – Terbentuknya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati percaya diri Indonesia tidak akan membangun infrastruktur dengan utang.
Dia menjelaskan, LPI berfungsi untuk mencari investasi berupa modal yang bukanlah dana pinjaman atau utang untuk menggerakan pembangunan di Indonesia. Oleh sebab itu, tak lagi butuh dana dari APBN.
Sri Mulyani mengakui, APBN merupakan instrumen anggaran milik negara yang sangat terbatas. Karenanya, pembangunan negara ini tidak bisa terus-terusan mengandalkan APBN apalagi sampai harus terus menggunakan pembiayaan dari utang.
“Karena Indonesia tidak bisa terus-menerus membangun dan mengembangkan dirinya hanya melalui pembiayaan yang berasal dari leverage atau utang,” tegas Sri dikutip dari VIVA.CO.ID dalam diskusi di Universitas Indonesia, Kamis, 18 Februari 2021.
Adapun berbagai dana investasi yang dikelola LPI, ditegaskannya bersumber dari dana-dana investor yang menjadi mitra kerja mereka. Sehingga, dana-dana itu bukanlah masuk kategori pinjaman modal atau utang.
“Misalnya dengan menerbitkan disbursement melalui IPO, itu masih sangat terbatas. Jadi sovereign wealth fund, merupakan salah satu upaya pemerintah agar kami dapat menarik lebih banyak modal dari swasta asing untuk bermitra dengan kami,” tegas dia.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo telah menetapkan jajaran dewan pengawas dan dewan direksi dari lembaga ini yang kemudian dinamakan Indonesia Investment Authority (INA) pada 27 Januari 2021 di Istana Negara.
Dimana Sri Mulyani dilantik menjadi Ketua Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI). (viva.co/zhp)