ChatGPT, menurutnya, sebaiknya digunakan layaknya kalkulator atau kamus sebagai alat bantu, bukan sumber kebenaran utama. “ChatGPT itu alat bantu, bukan pengganti akal sehat kita,” tegasnya.

Pernyataan Altman sejalan dengan beberapa riset terbaru, termasuk studi dari MIT yang menyebut bahwa penggunaan ChatGPT secara berlebihan bisa berdampak pada penurunan aktivitas otak.
Ketika manusia terlalu bergantung pada teknologi tanpa berpikir kritis, kemampuan kognitif dan analisis justru tergerus.

Dalam podcast yang sama, Altman juga membahas potensi bisnis ChatGPT ke depan. Ia tidak menutup kemungkinan hadirnya iklan atau fitur berbayar.

Namun, ia menegaskan bahwa iklan tidak boleh memengaruhi isi jawaban AI. Bila jawaban chatbot mulai “dibeli”, maka kepercayaan publik akan runtuh.
Altman menutup pernyataannya dengan satu pesan penting ChatGPT adalah alat, bukan hakim kebenaran. Ia bisa sangat membantu, namun hanya bila digunakan dengan akal sehat dan verifikasi.