Urgensi Integritas Moral Kemerdekaan dalam Prospek Masa depan Bangsa

  • Bagikan

MERAYAKAN HUT kemerdekaan setiap 17 Agustus tidak boleh dimaknai secara seremonial saja. Parade yang meriah, lagu yang mengalun, sementara hati kita masih terpenjara oleh kebohongan, ketakutan, dan keserakahan?

Bebas dari penjajahan fisik, namun terbelenggu oleh hawa napsu yang membutakan.

Bebas dari rantai logam, tapi tertawan oleh rantai moral yang rapuh.Bebas berbicara, tapi takut menyuarakan kebenaran yang menantang arus. Ini bukan sekadar peringatan terhadap kezaliman yang merajalela , kadang kita membenci penindas masa lalu, namun diam ketika kezaliman lahir dari tangan kita sendiri.

Kemerdekaan kita lahir dari darah, air mata, dan doa yang panjang. Para pejuang tak menunggu imbalan, tak mencari popularitas, tak menukar harga diri mereka demi kenyamanan pribadi. Jelasnya, ada luka di balik bendera, ada nyawa yang berterbangan dan ada darah yang bercucuran hanya untuk mengusir kaum penjajah.

Mereka memahami bahwa kemerdekaan adalah pengorbanan, bukan hadiah. Hari ini, kita hidup di rumah besar bernama Indonesia. Namun, banyak yang mencuri dari dapurnya sendiri. Saatnya kita merubah pola pikir dan budaya ke arah yang konstruktif dengan menabrak tradisi yang sudah tidak bisa lagi dipertahankan.

Saatnya kita keluar dari zona nyaman untuk sukses yang lebih besar mengantarkan mimpi besar rakyat Indonesia Sejahtera Indonesia Maju.Di dukung potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat kaya raya.

Jangan lagi kita membuka pintu bagi penjajah modern , melalui suap, politik kepentingan, budaya konsumtif, dan ketidakjujuran. Penjajah datang bukan karena mereka kuat, tapi karena kita sendiri yang membiarkan mereka masuk.

Lawan kecurangan, jangan memilih diam. Saatnya harus Percepatan Penanggulangan kemiskinan dan memutus mata rantai pengangguran.

  • Bagikan