Puisi Untuk Diva Calon Anggota Paskibra di Mandailing Natal yang Tewas Dibunuh

  • Bagikan

Aku pergi berlatih paskibra,
bukan demi nama, tapi demi negara.
Meninggalkan rumah, ibu menangis,
mengikat janji dalam peluk sunyi.

Kupikir aku akan pulang sebagai siswa kebanggaan dengan bendera, hormat, dan penghargaan. Namun, nasib menulis cerita kelam, aku tewas kehormatanku pun dirampas diam-diam

Bukan peluru penjajah yang membunuhku,
tapi pengkhianatan oleh anak tetanggaku.
Tubuhku rebah di tanah asing, tanpa pelukan kasih namun pemakaman yang hening di perkebunan kelapa sawit.

Tak ada nama di batu nisan,
hanya sunyi menandai pengorbanan.
Kata “pahlawan” tak sudi disematkan
karena kehormatanku telah dilucuti tanpa kasihan oleh anak bangsaku sendiri.

Negara, mengapa diam saat aku diinjak?
Padahal, aku mati untukmu tanpa mundur sesaat.

Tak pantaskah aku dikenang dengan benar,
meski kehormatanku direnggut oleh orang dalam barisan yang berlaku kasar?.

Biarlah puisiku menggema dalam duka,
sebagai bukti, aku pernah berjuang tanpa dusta.

Meski aku tewas dalam luka dan aib,
jangan lupakan : *aku pergi untuk negeri yang kucintai, meski negeri tak sudi membelaku kembali*

PENULIS: SYAHREN HASIBUAN

  • Bagikan