Di Pengadilan Akhirat Orang ini Akan Lenyap Amalnya dan Disiksa Dengan Pedih

  • Bagikan
Foto Ustad Asroi Hasibuan (Ist)

PADA dasarnya, setiap manusia pasti menyukai perbuatan baik, senang dapat perlakuan baik dan akan sangat bahagia jika memperoleh perlakuan baik dari siapapun, ada maksud atau tidak dibalik perbuatan baik itu sekalipun.

Karena perlakuan baik merupakan suatu bentuk kasih sayang serta kepedulian kepada sesama dan lingkungan. Jika hal tersebut dilakukan secara berkala, maka Anda dapat merasakan berbagai manfaat yang baik untuk kenyamanan tubuh, jiwa dan batin.

Dalam Bahasa agama akan disebut dengan amal baik. Tapi, terbayangkah oleh kita, jika semua amal baik itu bisa lenyap pahalanya tiada manfaat, dan berujung akan memperoleh siksaan yang pedih di akhirat kelak. Ini yang disebut sia-sia.

Di dalam QS. Ali Imran ayat 21-22 Allah abadikan orang-orang yang kelak lenyap pahala amalnya dan disiksa dengan pedih bahkan tidak memperoleh penolong sama sekali

.اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِحَقٍّۖ وَّيَقْتُلُوْنَ الَّذِيْنَ يَأْمُرُوْنَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِۙ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih.

.اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۖ وَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ

Mereka itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.

Siapa sesungguhnya mereka-mereka ini. Dalam sebuah hadits disebutkan, Ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, siapakah orangnya yang paling keras memperoleh azab di hari kiamat nanti?” Nabi menjawab, “Seorang lelaki yang membunuh seorang Nabi atau orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan melarang kemungkaran. Lalu Nabi membaca ayat QS Ali Imran ayat 21 tersebut. Setelah itu Rasulullah Kembali bersabda: hai Abu Ubaidah (Nama lengkapnya Amir bin Abdullah bin Jarrah Al-Fihry Al-Quraiys, namun lebih dikenal dengan Abu Ubaidah bin Jarrah. Wajahnya selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang, sehingga mereka simpati kepadanya.

Di samping sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu dan pemalu. Tapi bila menghadapi suatu urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan) orang-orang bani Israil telah membunuh 43 orang Nabi dalam satu saat dalam permulaan siang hari, maka bangkitlah 170 orang lelaki dari kalangan Bani Israil yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar terhadap orang-orang yang membunuh para Nabi, lalu Bani Israil membunuh mereka yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar tersebut di penghunjung siang hari itu juga, merekalah orang-orang yang disebutkan Allah pada ayat ini.

Lalu, bagaimana dengan saat ini, Ketika para Nabi sudah tiada, mari kita lihat hadits lain, bahwa tindakan membunuh pelaku kebenaran, menolak kebenaran atau bahkan menghabisi mereka yang ber amar ma’ruf nahi mungkar dengan cara apapun, dengan kekuatan apapun adalah tindakan yang sombong, Nabi menyebutkan dalam haditsnya Takabur (sombong) ialah menentang perkara hak dan meremehkan orang lain).

Tidak jarang kita temukan saat ini, banyak orang yang tidak berani lagi menyuarakan kebenaran, cenderung acuh dan tidak mau tau, karena takut akan terlibat dalam situasi yang sulit. Seolah kebenaran menjadi barang langka, atau bahkan melakukan tindakan konyol, membungkus kecurangan berbaju keadilan atau kebaikan.

Tidak tertutup kemungkinan, memanfaatkan semua kekuatan atau potensi yang dimiliki untuk berkolaborasi mengubur kebenaran atau amar ma’ruf nahi mungkar tersebut, bukankah ini sebuah kesombongan yang lazim disebut aji mumpung, mumpung berkuasa, berpengaruh dan disegani.

Kalau sudah demikian, akan kemana perginya perbuatan baik kita selama ini, tentunya ia akan sia-sia, saat kita libatkan diri kita untuk membungkam kebenaran atau bahkan menghabisinya. Bukankah saat ini telah banyak dipertontonkan hal demikian? Semoga Allah lindungi kita, diri kita dan keluarga kita dari siksa api neraka.

Wallohu’alam bisshowab

  • Bagikan