Catatan Peristiwa Maut PLTA Batangtoru di Tapsel, Kurun Waktu 5 Bulan Banyak Nyawa “Melayang”

  • Bagikan
Jenazah korban longsor ketika dievakuasi (foto/lensakini/zn)

TAPANULI SELATAN-Belum hilang diingatan, tepatnya pada 4 Desember 2020, peristiwa longsor terjadi di areal PT Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut).

Saat itu, Seorang operator alat berat PLTA Batangtoru, bernama Afwan Ritonga jatuh ke jurang sedalam 200 meter, Jumat (4/12/2020). Kecelakaan ini terjadi sekira pukul 15.32 WIB. Sebelumnya Afwan Ritonga mengoperasikan alat berat escavator membersihkan material longsor yang menutupi parit dan badan jalan di titik R26,yang disebabkan hujan semalaman.

Ketika membersihkan parit, hujan kembali turun dengan intensitas cukup tinggi. Pada saat itulah, kembali terjadi longsor susulan yang mengakibatkan escavator yang dikendalikan Afwan Rintonga terdorong hingga terjatuh ke dalam jurang, tepatnya di Sungai Batangtoru.  Hingga saat ini, korban tidak ditemukan.

Peristiwa memilukan dan merenggut banyak korban Kembali terjadi pada Kamis 29 April 2021. Belasan warga belum diketahaui nasibnya karena diduga tertimbun longsor. Sedangkan dua orang pekerja perusahaan juga ikut tertimbun longsor. Satu dari dua orang pekerja tersebut merupakan warga negara asing (WNA) bernama Long Quan.

Hingga Jumat 30 April 2021, baru tiga orang korban longsor di lokasi PT Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru ditemukan. Dan, ketiga jenazah sudah dievakuasi ke RSUD Sipirik, Kabupaten Tapanuli Selatan.

”Belum diketahaui identitasnya, tapi hingga saat ini jumlah korban yang ditemukan sudah 3 orang,” ujar Kepala Bagian Humas Pemkab Tapsel, Isnut Siregar kepada wartawan.

Kabag Humas juga tidak bisa memastikan berapa total korban jiwa akibat bencana longsor yang terjadi di perusahaan PLTA Batangtoru. ”Belum dapat dipastikan berapa orang jumlahnya, karena sampai saat ini masih dalam proses pencaharian,” ujarnya. (zn)

  • Bagikan