LENSAKINI-Manusia langka yang tinggal di Hawaii ini bernama Luna Animisha. Dia terlahir dengan memiliki alat kelamin pria dan wanita.
Luna, 24, mengatakan dirinya berstatus sebagai wanita interseks. Namun, kata dia, dokter memutuskan dia adalah anak laki-laki “tanpa persetujuannya” saat lahir.
Menurutnya, dia diberi jenis kelamin laki-laki setelah dokter menjahit vaginanya dan mengangkat rahimnya.
Luna mengaku akan menjalani operasi untuk mendapatkan organ perempuannya lagi karena dia merasa lebih feminin daripada maskulin.
Dilansir dari laman SINDONEWS.com, dia telah bertahun-tahun berjuang menghadapi siksaan dari para pengganggu karena kondisinya yang langka.
Dia sekarang berharap untuk mengumpulkan USD150.000 agar bisa menjalani operasi rekonstruktif dan implan rahim.
Uji klinis sedang berlangsung, meskipun ada seorang wanita menjadi yang pertama di dunia yang melahirkan setelah menerima transplantasi rahim pada tahun 2019.
Praktisi yoga ini berharap upayanya akan “membantu menyatukannya kembali” dan mengembalikannya ke status interseks dengan kedua set alat kelamin.
“Saya baru tahu pada usia 14 bahwa saya dilahirkan interseks, tetapi bahkan sebelum itu saya tahu saya ingin menyajikan cara yang berbeda dari orangtua saya membesarkan saya,” kata Luna.
“Saya tidak yakin apakah itu keputusan orangtua saya atau dokter, tetapi saya ditugaskan sebagai laki-laki saat lahir dan rahim saya diangkat dan vagina saya dijahit,” ujarnya, seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (17/6/2021).
“Saya pikir itu benar-benar barbar—bayi tidak akan pernah bisa memberikan persetujuan. Anak-anak interseks diperlakukan sama seperti anjing dan kucing, organ mereka diambil dan itu benar-benar traumatis bagi kami.”
Luna menambahkan bagaimana hal itu menyebabkan “masalah identitas” dan mengaku merasa ingin bunuh diri sejak usia muda.
“Ini adalah tahun pertama saya tidak benar-benar ingin mati—pertama kali saya memiliki pikiran untuk bunuh diri adalah pada usia lima tahun di taman bermain,” paparnya.
“Akan menjadi keajaiban untuk kembali menjadi interseks karena itulah saya. Jika saya beralih ke sepenuhnya perempuan, saya hanya akan berada di kapal yang sama dengan saya sekarang—kehilangan setengah dari diri saya sejak saya dilahirkan.”
Luna sekarang menggunakan estrogen dan progesteron—hormon yang diproduksi secara alami oleh ovarium yang mengontrol fungsi rahim—sebagai bagian dari terapi penggantian hormon.
Dia sedang dalam pembicaraan dengan ahli bedah plastik tentang operasi rekonstruktif vagina dan dia juga sedang mencari opsi transplantasi rahim yang dikembangkan di laboratorium.
Di halaman penggalangan dana GoFundMe, dia menulis: “Jadi saya dilahirkan interseks sebagai hermaprodit, dan mereka melakukan operasi saat lahir (memotong rahim saya dan menjahit vagina saya). Dan orangtua saya membesarkan saya sebagai anak laki-laki. Saya mempelajari ini di kemudian hari, dan memulai HRT (terapi pergantian hormon) yang telah menyelamatkan hidup saya.”
“Saya mulai benar-benar ingin operasi untuk membantu menyatukan saya kembali, tetapi saya tidak ingin mengambil dari apa yang saya miliki,” lanjut dia.
“Saya selalu merasa sangat tidak enak badan dan ketidakseimbangan hormon karena rahim saya diangkat—tubuh saya menggunakan terlalu banyak testosteron seperti mencoba memasukkan solar ke dalam mobil bensin ketika estrogren adalah bensin saya,” imbuh dia.
“Mendapatkan transplantasi rahim akan sangat berarti bagi saya—itu berarti saya mungkin bisa mengandung anak saya sendiri suatu hari nanti, yang akan menjadi suatu kehormatan dan berkah.”
Sejak kecil, Luna merasa berbeda dengan anak-anak lain di kelasnya bahkan sebelum dia tahu dia terlahir interseks.
Dia merasa lebih tertarik pada pakaian dan aktivitas wanita, tetapi dia menjadi sasaran pengganggu di sekolah.
Sekarang dia berharap untuk meningkatkan kesadaran orang interseks untuk mendorong orang lain untuk lebih menerima identitas gender yang berbeda.
“Saya ingin melihat dunia menjadi tempat di mana setiap orang bebas menjadi apa yang mereka inginkan. Setiap orang, termasuk trans dan interseks, harus memiliki hak atas tubuh mereka sendiri. Kita semua harus bisa menjadi diri kita sendiri,” katanya. (zn)