MEDAN – Meskipun tangan kirinya puntung, rentetan kriminal WD alias Rio Daely (31) yang ditembak mati Polisi, karena membunuh kekasihnya yang hamil meminta pertanggungjawaban, tergolong cukup sadis.
Lumuran darah akibat tindakan yang dilakukan lelaki cacat tangan kiri ini membuat beberapa korban mengerang kesakitan bahkan ada yang tewas.
Berdasar informasi yang himpun, lelaki yang berasal dari Pulau Nias ini, hanya berselang dua jam, setelah ditengarai membunuh Fitriana (17), wanita berhijab asal Aceh yang meminta pertanggungjawaban karena diduga telah dihamilinya, Selasa (5/1/2021), sekitar pukul 20.30 WIB.
Selanjutnya, Rio kemudian menjumpai Irfan Manalu (34), seorang pengemis di Jalan Nibung Raya Kecamatan Medan Baru, Selasa (5/1/2021), pukul 22.30 WIB. Ketika sampai di kost Irfan, Rio Daely langsung menghunuskan sebilah senjata tajam ke tubuh Irfan Manalu.
Akibatnya, korban menderita luka serius hingga nyaris tewas setelah dibacok. Terdapat 10 bacokan di sekujur tubuh Irfan Manalu. Penyebabnya hanya karena tersinggung merasa tidak senang, Irpan Manalu pernah satu waktu memanggil Rio Daely sebagai Puntung. Ternyata, sebutan Puntung itu menjadi dendam berkarat bagi Rio Daely.
Selain itu, jejak tindakan kriminal Rio Daely juga ditengarai pernah membacok dua warga Lampung. Satu diantaranya tewas mengenaskan dan satu lagi mengalami luka bacokan cukup serius.
Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja menjelaskan, korban kedua setelah tewasnya Fitriana adalah Irfan Manalu masih dalam perawatan medis.
“Tangan kiri Irfan Manalu hampir putus. Tubuhnya terdapat 10 bacokan,” kata Tatan Dirsan Atmaja, Senin (11/1/2021).
Dia mengatakan, setelah melakukan pembacokan kepada dua korban di tempat terpisah, Rio Daely kemudian melarikan diri dan kemudian berhasil di tangkap polisi di daerah Desa Pamingke Kabupaten Labuhanbatu Utara. (zn)