Suprafit motor ke sekian yang diperbaiki hari ini.
Tanpa menunggu lama, motor lain berdatangan.
Energi Toro terlihat banyak meski seorang diri berteman segelas kopi dan sesekali mengisap rokok.
Bekerja keras seperti ini terus dilakukan, meski dirinya memiliki keterbatasann harus cuci darah (Hemodialisis atau HD) dua kali dalam satu minggu di RSU Rizki Amalia Temon.
Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dengan menggunakan mesin dialisis.
Toro mulai cuci darah sejak umur 39 tahun.
“Berangkat pulang ke rumah sakit, sendiri, naik motor,” katanya.
Terdapat sejumlah bekas luka di lengan kanan dan kirinya, tanda menanam AV-Shunt sebagai akses aliran bagi HD.
Akses yang berfungsi baik terdapat di lengan atas kiri, membentuk pembuluh darah yang meliuk-liuk besar.
Semua berawal karena kedua ginjalnya bermasalah.
Ia merasa tidak baik-baik saja ketika suatu pagi bangun tidur, enam tahun lalu.
Tubuh berat, tidak enak badan, letih, lemas, sesak nafas.
Seorang teman di laboratorium rumah sakit menyarankan Toro periksa.
Toro akhirnya memeriksakan diri dan didapati kreatinin 16,7 miligram per desiliter (mg/dL) dalam urine.
Ini sangat jauh dari kadar kreatinin normal pada tubuh manusia.
Dilansir dari laman MedicineNet, kadar kreatinin normal pria dewasa sekitar 0,6-1,2 mg/dL, sementara untuk wanita dewasa 0,5-1,1 mg/dL.
Kreatinin merupakan produk limbah hasil metabolisme dalam tubuh.
Ginjal menjaga kadar kreatinin dengan menyaringnya untuk tetap normal dan tidak berubah.
Kadar kreatinin tinggi menunjukkan adanya gangguan atau kerusakan fungsi ginjal.
Ini vonis berat bagi seorang pekerja keras.
“Kata dokter ada kista di ginjal saya,” katanya.
Ia harus menerima saran dokter untuk HD.
Bila tidak cuci darah, dia mengalami sesak nafas, lemah, sebagai tanda darahnya penuh limbah.
Sepekan pikir-pikir, ia akhirnya memulai lembaran baru jalani cuci darah.